Analisis Debit Banjir Dan Tinggi Muka Air Sungai Ranoyapo Di Desa Lindangan Kabupaten Minahasa Selatan

Authors

  • Marco Salomo Universitas Sam Ratulangi
  • Jeffry S. F. Sumarauw Universitas Sam Ratulangi
  • Cindy J. Supit Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35793/jts.v22i89.58187

Abstract

Sungai Ranoyapo merupakan sungai terpanjang yang terdapat di Kabupaten Minahasa Selatan. Dengan panjangnya sungai ini, sungai Ranoyapo melewati beberapa desa di Kabupaten Minahasa Selatan. Salah satu desa yang dilewati adalah desa Lindangan, Kecamatan Tompaso Baru tepatnya melewati lahan pertanian yang ada sehingga masalah banjir di DAS sungai Ranoyapo di desa Lindangan Kecamatan Tompaso Baru sangat merugikan masyarakat khususnya penduduk yang berprofesi sebagai petani. Analisis debit banjir dan tinggi muka air dilakukan dengan mencari frekuensi hujan dengan menggunakan metode Log Pearson III dengan data hujan harian maksimum dari tahun 2012 s/d 2021 yang berasal dari stasiun Klimatologi Pinaling. Setelah didapat besaran hujan, pemodelan hujan aliran pada program komputer HEC-HMS menggunakan metode HSS Soil Convertation Services, dan untuk kehilangana air dengan SCS Curve Number (CN). Untuk aliran dasar (baseflow) menggunakan metode recession. Dilakukan kalibrasi parameter HSS SCS sebelum melakukan simulasi debit banjir dengan mengkalibrasi debit puncak. Dalam kalibrasi ini, parameter yang dikalibrasi adalah lag time, curve number, recession constant, baseflow dan ratio to peak. Untuk Batasan setiap parameter disesuaikan dengan nilai standar pada program komputer HEC-HMS. Kemudian dilakukan analisis debit banjir dengan parameter yang terkalibrasi menggunakan program komputer HEC-HMS. Debit puncak hasil simulasi setiap kala ulang dimasukkan dalam program komputer HEC-RAS untuk simulasi elevasi tinggi muka air pada penampang yang telah diukur. Hasil simulasi menunjukkan adanya luapan air yang terjadi pada STA 0+100 pada debit kala ulang 5 tahun. STA 0+100, STA 0+125, STA 0+150, STA 0+175, STA 0+200 pada debit kala ulang 10 tahun. STA 0+50, STA 0+75, STA 0+100, STA 0+125, STA 0+150, STA 0+175, STA 0+200 pada debit kala ulang 25 tahun. Pada debit kala ulang 50 tahun terjadi luapan pada semua STA Dan pada debit kala ulang 100 tahun terjadi luapan pada semua STA.

 

Kata kunci: Perencanaan Struktur Beton Bertulang, Sekolah, SRPMK

Downloads

Published

2024-09-23

Issue

Section

Articles