Analisis Debit Banjir Dan Tinggi Muka Air Sungai Malalayang Di Titik Jembatan Parigi 7, Kelurahan Bahu, Kota Manado

Authors

  • Naomi W. N. Delarue Universitas Sam Ratulangi
  • Jeffry S. F. Sumarauw Universitas Sam Ratulangi
  • Tiny Mananoma Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35793/jts.v22i90.60585

Abstract

Sungai Malalayang yang mengalir melintasi Kelurahan Bahu, beberapa kali meluap dan menyebabkan banjir, ketika terjadi hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Malalayang ini mengalami kerugian saat terjadi hujan, karena beberapa rumah dan jalan di kelurahan ini terendam banjir dan mengalami kerusakan. Analisis debit banjir dan tinggi muka air dilakukan dengan mencari frekuensi hujan dengan menggunakan metode Log Pearson III. Data curah hujan yang digunakan berasal dari empat pos hujan, yaitu pos hujan Malalayang-Kakaskasen, pos hujan Tinoor, pos hujan Ranowangko-Taratara, pos hujan Tikala-Sawangan. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum selama 16 tahun, yaitu tahun 2008 s/d 2023. Setelah didapat besaran hujan, pemodelan hujan aliran pada program komputer HEC-HMS menggunakan metode HSS Soil Convertation Services, dan untuk kehilangan air dengan SCS Curve Number (CN). Untuk aliran dasar (baseflow) menggunakan metode recession. Dilakukan kalibrasi parameter HSS SCS sebelum melakukan simulasi debit banjir dengan mengkalibrasi debit puncak. Dalam kalibrasi ini, parameter yang dikalibrasi adalah lag time, curve number, recession constant, baseflow dan ratio to peak. Untuk Batasan setiap parameter disesuaikan dengan nilai standar pada program komputer HEC-HMS. Kemudian dilakukan analisis debit banjir dengan parameter yang terkalibrasi menggunakan program komputer HEC-HMS. Debit puncak hasil simulasi setiap kala ulang dimasukkan dalam program komputer HEC-RAS untuk simulasi elevasi tinggi muka air pada penampang yang telah diukur. Hasil simulasi menunjukkan pada penampang melintang dari STA 0+25 menampung banjir pada kala ulang 5 tahun dan pada kala ulang 10 tahun sampai 100 tahun tidak dapat menampung banjir. Pada STA 0+50 sampai STA 0+200 tidak mampu menampung debit banjir untuk semua kala ulang rencana.

 

Kata kunci: Jembatan Parigi 7, Sungai Malalayang, debit puncak, tinggi muka air

Downloads

Published

2025-02-06

Issue

Section

Articles