REDESAIN TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN UMUM DI TAHUNA “IMPLEMENTASI STRATEGI SINSIGN DALAM SEMIOTIKA OLEH CHARLES SANDER PIERCE”

Authors

  • Ryan L. Malalantang
  • Franklin J. C. Papia
  • Deddy Erdiono

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v5i1.10741

Abstract

ABSTRAK

Sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi rawan dan sering mengalami kejadian bencana, baik bencana alam, bencana non alam, maupun bencana sosial. Sulawesi Utara khususnya Kota Manado merupakan daerah yang juga rawan akan bencana alam. Kejadian bencana dapat menimbulkan keadaan darurat yang ditandai dengan terancamnya keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Hampir semua jenis bencana dapat menimbulkan korban jiwa, kerugian harta benda, dan rusaknya prasarana dan sarana publik. Untuk itu diperlukan penanganan yang cepat dan tepat guna mengurangi timbulnya dampak yang lebih buruk.

Dalam situasi darurat bencana, sering terjadi kesimpang-siuran data dan informasi korban maupun kerusakan, sehingga mempersulit pengambilan kebijakan penanganan darurat. Pelaksanaan tanggap darurat juga sering kurang saling mendukung, distribusi bantuan dan pelayanan kurang cepat, kurang merata, sulit terpantau dengan baik, sehingga kemajuan hasil kegiatan tanggap darurat bencana kurang bisa terukur secara objektif. Situasi-situasi tersebut disebabkan antara lain karena kurangnya koordinasi antar instansi terkait dalam kegiatan tanggap darurat bencana.

Dilihat dari kebutuhan yang ada, Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merupakan lembaga yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan Tanggap Darurat Bencana di daerah Sulawesi Utara dengan menggunakan pendekatan konsep “Ekspresi Arsitektur Minahasa pada Bangunan Perkantoran†adalah sebuah konsep perancangan atau perencanaan bangunan yang menerapkan konsep Adat Minahasa yang merupakan salah satu budaya yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Dan memiliki keunikan tersendiri dalam perancangannya.

Kata Kunci : Bencana, Kantor, Tradisional.

Downloads

Published

2016-01-27