TAMAN BUDAYA KIE RAHA DI KOTA TERNATE. Regionalism Architecture

Authors

  • Fatimah K. Assagaf
  • Faizah Mastutie
  • Ricky M. S. Lakat

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v8i1.24629

Abstract

Budaya merupakan kekayaan bangsa yang penting untuk diketahui, dipahami, dikembangkan serta dilestarikan sebagaimana yang tertera dalam Undang – Undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, karena budaya mecerminkan identitas dan jati diri masing - masing daerah. Indonesia memiliki beragam seni dan budaya yang berasal dari beragam suku dengan kekhasan serta keunikan masing-masing  yang tersebar di seluruh pulau di Indonesia. Maluku Utara merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang juga kaya akan seni dan budayanya. Maluku Utara masih sangat melekat dengan kesultanan, hal ini dikarenakan istilah Maluku yang merujuk pada keempat pusat kesultanan di Maluku Utara, yaitu Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo dan Kesultanan Bacan yang dikenal dengan sebutan Moloku Kie Raha yang artinya Empat gunung Maluku dengan semboyan Marimoi Ngone Futuru yang artinya Bersatu Kita Teguh. Seiring waktu berjalan, dunia semakin canggih dan keinginan masyarakat untuk mengetahui, mengembangkan serta melestarikan seni dan budaya daerah semakin memudar. Hal ini dikarenakan  belum tersedianya suatu wadah arsitektural yang dapat menampung kegiatan – kegiatan seni dan kebudayaan  yang bersifat edukatif dan rekreatif. Jadi, perancangan Taman Budaya Kie Raha Di Kota Ternate merupakan alternatif dalam pengembangan serta pelestarian seni dan budaya yang bersifat edukatif serta rekreatif. Regionalism Architecture merupakan tema yang diterapkan dalam perancangan Taman Budaya Kie Raha ini, dimana tema ini memadukan teknologi modern dan bahan bangunan yang berkesan masa lampau serta penggunaan ornamen – ornamen khas budaya yang memberi kesan unik pada Taman Budaya Kie Raha ini.
 

Kata kunci:Moloku Kie Raha, Taman Budaya, Regionalism Architecture.

Downloads

Published

2019-07-29