MUSIC CENTER DI MANADO. Arsitektur Semiotik

Authors

  • Ramond C. Moningka
  • Alvin J. Tinangon
  • Johansen C. Mandey

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v8i2.25550

Abstract

Perkembangan dunia pada masa kini memberikan dampak pada bidang music, dimana pelaku di bidang musik semakin banyak bermunculan. Di Indonesia sendiri khususnya Kota Manado memiliki peminat maupun penikmat musik yang cukup banyak dan telah membuat berbagai kegiatan musik, mulai dari event skala kecil sampai besar, regional hingga nasional. Di kota Manado sendiri belum memiliki fasilitas pertunjukan musik yang mampu mewadahi antusiasme penikmat musik dan hiburan baik konser dari kelompok musik lokal maupun dari luar yang akan melaksanakan konser di Manado. Fasilitas hiburan musik di kota Manado biasanya terdapat di kafe-kafe ataupun menggunakan halaman parkiran mall, diadakan pertunjukan live music lengkap dengan panggung, penataan lampu dan sound system yang megah ataupun diadakan di gedung-gedung konvensi yang belum memenuhi standar akustik sebuah ruang pagelaran musik. Melihat permasalahan diatas, maka diperlukan sebuah wadah yang dapat memfasilitasi segala kegiatan bermusik di Kota Manado secara maksimal. Namun penghadiran Music Center Di Manado ini perlu memiliki suatu “nilai lebih†sebagai suatu karya arsitektural sehingga tidak terkesan asal-asalan. Maka dari itu terpilih tema dalam perancangan Music Center ini adalah Arsitektur Semiotik yang dibangun melalui perwujudan konsep desain

Kata Kunci :    Music Center, Manado, Arsitektur Semiotik

Downloads

Published

2019-10-13