STATUS DAN KONDISI PADANG LAMUN DI PERAIRAN PULAU PANIKI DESA KULU KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA
DOI:
https://doi.org/10.35800/jplt.10.3.2022.55014Keywords:
Kondisi lamun; Penutupan; Padang lamun; Pulau PanikiAbstract
Seagrass beds are a very important coastal aquatic ecosystem because they provide great benefits both ecologically in their environment and economically for human life. This study aims to determine the species of seagrass and find out the condition of seagrass beds in the waters of Paniki Island. The method used in this study is the quadratic transect method (perpendicular to the coastline) which is modified from the COREMAP-CTI Seagrass Field Monitoring. The results of the study found 5 species of seagrasses that were identified, namely Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Halodule pinifolia and Halophila ovalis. Thalassia hemprichii has the highest average seagrass closure per species of 23.70% and the lowest average seagrass closure per species which is Halophila ovalis 0.91%. The condition of seagrass beds in the waters of Paniki Island is classified as a category of less rich / unhealthy conditions with a seagrass closing value of 56.24% and is included in the category of dense seagrass cover with a closing value of 51-75%.
Keyword: Seagrass Conditions, Cover, Seagrass bed, Paniki Island
ABSTRAK
Padang lamun merupakan suatu ekosistem perairan wilayah pesisir yang sangat penting karena memberikan manfaat besar baik secara ekologi di lingkungannya dan secara ekonomis bagi kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis lamun dan mengetahui kondisi padang lamun di Perairan Pulau Paniki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode transek kuadrat (tegak lurus garis pantai) yang dimodifikasi dari Monitoring Padang Lamun COREMAP-CTI. Hasil penelitian ditemukan 5 jenis lamun yang teridentifikasi yaitu Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Halodule pinifolia dan Halophila ovalis. Thalassia hemprichii memiliki rata-rata penutupan lamun per jenis tertinggi yaitu 23,70% dan rata-rata penutupan lamun per jenis terendah yaitu Halophila ovalis 0,91%. Kondisi padang lamun yang terdapat di perairan Pulau Paniki tergolong dalam kategori kondisi kurang kaya/kurang sehat dengan nilai penutupan lamun 56,24% dan termasuk dalam kategori tutupan lamun yang padat dengan nilai penutupan 51-75%.
Kata Kunci : Kondisi lamun, Penutupan, Padang lamun, Pulau Paniki
References
Azkab, M. H. 2006. Ada Apa Dengan Lamun. Pusat Penelitian Oseonografí LIPI. Oseana 31(3):45-55.
Bengkal, K., Manembu, I., Sondak, C., Wagey, B., Schfajarwatiaduw, J., dan Lumingas, L. 2019. Identifikasi keanekaragaman lamun dan ekhinodermata dalam upaya konservasi. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 7(1), 29-39.
Dahuri, R., Sapta, P. G., Sitepu, M. J. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Terpadu. Jakarta: PT Pradnya Paramita. 55 hal.
Djafar, J., Mamu, H., Hamidun, M. S. 2022. Biodiversitas Jenis Lamun Di Perairan Wisata Tambatan Perahu Desa Pentadu Timur Kabupaten Boalemo. BIOMA: Jurnal Biologi Makassar, 7(2), 14-23.
Fajarwati, S. D., Setianingsih, A. I., Muzani, M. 2015. Analisis Kondisi Lamun (Seagrass) Di Perairan Pulau Pamuka, Kepulauan Seribu. Jurnal SPATIAL Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, 13(1), 22-32.
Fahruddin, M., Yulianda, F., Setyobudiandi, I. 2017. Density and the Coverage of Seagrass Ecosystem in Bahoi Village Coastal Waters, Notrh Sulawesi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(1), 375-383.
Hartati, R., Junaedi, A., Hariyadi, H., Mujiyanto, M. 2012. Struktur Komunitas Padang Lamun di Perairan Pulau Kumbang, Kepulauan Karimunjawa (Seagrass Community Structure of Kumbang Waters-Karimunjawa Islands). Ilmu Kelautan: Indonesian Journal of Marine Sciences, 17(4), 217-225.
Hasanuddin, R. 2013. Hubungan Antara Kerapatan Dan Morfometrik Lamun Enhalus Acoroides Dengan Substrat Dan Nutrien Di Pulau Sarappo Lompo Kab. Pangkep. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar. 69 hal.
Hemminga, M. A., Duarte, C. M. 2000. Seagrass Ecology. Cambridge: Cambridge University Press. Australia. p 116.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup No. 200 Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. 18 hal.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Nomor. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. 12 hal.
Kuo, J. 2007. New monoecious seagrass of Halophilla sulawesii (Hydrocharitaceae) from Indonesia. Aquatic Botany, 87, 171-175.
Lahope, E. P., Kumampung, D. R., Sondak, C. F., Kusen, J. D., Warouw, V., Kondoy, C. I. 2022. Kondisi Padang Lamun Di Perairan Desa Ponto Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 10(3), 143-150.
McKenzie, L. J. 2008. Seagrass educator Handbook. Seagrass-Watch, Queensland, Australia. p 114.
Melay, S., Tuapattinaya, P., Sangadji, F. 2015. Kajian Faktor Lingkungan dan Identifikasi Filum Mollusca, Filum Echinodermata di Ekosistem Padang Lamun Perairan Pantai Negeri Tulehu Kabupaten Maluku Tengah. BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan, 1(2), 117-125.
Nainggolan, P. 2011. Distribusi spasial dan pengelolaan lamun (seagrass) di teluk bakau, kepulauan Riau. Skripsi, IPB. Bogor. 67 hal.
Patty, S. I., Rifai, H. 2013. Struktur Komunitas Padang Lamun Di Perairan Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 1(4), 177-186.
Pratiwi, R. 2010. Asosiasi Krustaceae di Ekosistem Padang Lamun Perairan Teluk Lampung. Jurnal Ilmu Kelautan, 15(02), 66-76.
Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I. H., Azkab, M. H. 2014. Panduan monitoring padang lamun. COREMAP-CTI LIPI. Jakarta. 67 hal.
Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I.H.,, S., Azkap, M.H., Husni, M. 2017. Panduan Pemantauan Padang Lamun. COREMAP-CTI LIPI. Jakarta. 69 hal.
Short, FT., Coles, R. 2003. Global Seagrass Research Methods. Elsevier Science, Amsterdam. p 189.
Sitaba, R. D., Paruntu, C. P., Wagey, B. T. 2021. Kajian Komunitas Ekosistem Lamun Di Semenanjung Tarabitan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Pesisir Dan Laut Tropis, 9(2), 24-34.
Simanjuntak, M. 2013. Kualitas perairan Gresik, Jawa Timur: kandungan Nutrien, Oksigen Terlarut dan Derajat Keasaman. Jurnal Oseanologi dan Limnologi, 39(2), 125-262.
Sjafrie, N. D. M., Hernawan, U. E., Prayudha, B., Supriyadi, I. H., Iswari, M. Y., Rahmat, K. Anggraini, Rahmawati, S., Suyarso. 2018. Status padang lamun Indonesia 2018. Ver. 02. Coremap-CTI – Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. Jakarta. 76 hal.
Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata pesisir dan Laut. Sidoarjo: Brilian Internasional. Wagey, B. T. 2013. Hilamun (Segrass). Unsrat Pres, 122 hal.
Yunitha, A., Wardiatno, Y., Yulianda, F. 2014. Diameter substrat dan jenis lamun di pesisir Bahoi Minahasa Utara: sebuah analisis korelasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 19(3), 130- 135.
Zurba, N. 2018. Pengenalan Padang Lamun, Suatu Ekosistem yang Terlupakan. Unimal Press. 69 hal.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.