Analysis Of Upwelling Event Based On Satellite Imagery In Fishery Management Area (FMA) 716
DOI:
https://doi.org/10.35800/jip.8.2.2020.31213Keywords:
upwelling, chlorophyll-a, sea surface temperature, Yellowfin Tuna (Thunnus albacares), FMA 716Abstract
Oceanographic parameters are very important to analyze for determining fishing ground, it is related to upwelling. The aim of the study was to see the analysis of chlorophyll-a concentration at the time of upwelling at Fisheries Management Area (FMA) 716, then verify with the fisheries catch data. The research method is descriptive-analytical and statistical, which aims to describe or provide an overview of chlorophyll-a results from ASCAT imagery on the MetOp and NOAA satellites, and sea surface temperature results from MODIS imagery on the Aqua satellite. Then they processed for statistical correlation using the Pearson correlation method. The results showed that based on spatial and temporal analysis, the parameters that affect the upwelling in FMA 716 are sea surface temperature, so that the water mass moves from west to east, and increase the chlorophyll-a concentration. Pearson correlation shows that the correlation value of chlorophyll-a is higher than the sea surface temperature parameter with a value of 0.72. The fish catches data of yellowfin tuna (Thunnus albacares) appears a positive effect with a correlation value of 0.75.
 Abstrak
Konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut merupakan parameter yang dapat dijadikan indikator tingkat kesuburan di suatu perairan, yang berkaitan dengan kejadian upwelling. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis konsentrasi klorofil-a pada saat kejadian upwelling di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 716, dengan output berupa tabel dan grafik, kemudian diverfikasi dengan data hasil tangkapan. Metode penelitian adalah deskriptif analitis, dan statistik, yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap data parameter klorofil-a hasil pencitraan ASCAT pada satelit MetOp dan NOAA, dan suhu permukaan laut hasil pencitraan MODIS pada satelit Aqua. Kemudian diolah dan diuji korelasinya secara statistik dengan menggunakan metode korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisis spasial dan temporal parameter yang mempengaruhi kejadian upwelling pada WPP 716 adalah suhu permukaan laut, sehingga massa air bergerak dari arah barat menuju timur, dan meningkatkan konsentrasi klorofil-a. Korelasi pearson menunjukkan nilai korelasi klorofil-a lebih tinggi dibandingkan parameter suhu permukaan laut dengan nilai sebesar 0,72. Hasil tangkapan ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) tampak berpengaruh positif dengan nilai korelasi sebesar 0,75.
Kata kunci: upwelling, klorofil-a, suhu permukaan laut, Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares), WPP 716
References
Amri, K. & Suprapto. 2013. Kondisi fisik dan kimia Laut Sulawesi bulan Oktober 2012 kaitannya Terhadap Pola Sebaran Fito dan Zoo Plankton. Buku Bunga Rampai Status Pemanfaat Sumberdaya Ikan di Perairan Laut Sulawesi. BPPL - IPB Press 2013: 213-230.17 hal.
Amri, Khairul, Suwarso, dan Awwaludin. 2017. Kondisi Hidrologis Dan Kaitannya Dengan Hasil Tangkapan Ikan Malalugis (Decapferus Macarellus) Di Perairan Teluk Tomini. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 12.3 (2017): 183-193.
Hendiarti N., 2008. Hubungan Antara Keberadaan Ikan Pelagis Dengan Fenomena Oseanografi Dan Perubahan Iklim Musiman Berdasarkan Analisis Data Penginderaan Jauh. Globe Vol 10, 19, dan 25.
Hozairi, H., Buhari, B., Lumaksono, H., & Tukan, M. 2019. Optimasi Penentuan Jumlah Kapal Pengawas Perikanan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan–716 Menggunakan Algoritma Genetika. NJCA (Nusantara Journal of Computers and Its Applications), 4(1), 35-43.
Kida, S., and K. J. Richard. 2008. Seasonal SeaSurface Temperature Variability in The Indonesia Seas. J. Geophys. Res. 114, C06016, doi : 10.1029/2008JC005150.
Kunarso. 2005. Kajian Penentuan Lokasi-Lokasi Upwelling Di Perairan Indonesia dan Sekitarnya Serta
Lidiawati, L., Hadi, S., Ningsih, N., S., Putri M. R. 2013. Identifikasi Upwelling Berdasarkan Distribusi Vertikal Suhu, Sigma-t, dan Arus di Selatan Jawa Hingga Nusa Tenggara Barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kebumian.
Luasunaung, A. 2006. Peranan suhu sebagai salah satu faktor penentuan daerah penangkapan ikan tuna. Makalah. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi.
Martono. 2016. Dampak El Niño 1997 Dan El Niño 2015 Terhadap Konsentrasi Klorofil-A Di Perairan Selatan Jawa Dan Bali-Sumbawa. Jurnal Sains dan Teknologi Atmosfer.
Mujib Z., Herry Boesono dan Aristi D. P.F., 2013. Pemetaan Sebaran Ikan Tongkol (Euthynnus Sp.) Dengan Data Klorofil-Α Citra Modis Pada Alat Tangkap Payang (Danish-Seine) Di Perairan Teluk Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Journal Of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. Vol 2 Nomor 2. Hal 150-160.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan 368 hal.
Nontji, A., 2005. Laut Nusantara (edisi revisi). Djambatan Jakarta.
Nybakken J, W. 1988. Biologi Laut; Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta. 488 hal.
Pond, S. and G.L. Pickard. 1983. Introductory dynamical Oceanography. Second Edition. Pergamon Press. New York.
Prianto, P., Ulqodry, T. Z., & Aryawaty, R. 2013. Pola sebaran konsentrasi klorofil-a di Selat Bangka dengan menggunakan Citra Aqua-modis. Maspari Journal, 5(1), 22-33.
Putra, E., Gaol, J. L., & Siregar, V. P. 2012. Hubungan konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut dengan hasil tangkapan ikan pelagis utama di perairan Laut Jawa dari citra satelit MODIS. Jurnal teknologi perikanan dan kelautan, 3(2), 1-10.
Ramansyah F. 2009. Penentuan Pola Sebaran Konsentrasi Klorofil-a di Selat Sunda dan Perairan Sekitarnya dengan Menggunakan Data Inderaan Aqua Modis. Skripsi. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Sahala, H., dan Stewart M. E. 1985. Pengantar oseanografi. Jakarta: UI-Press.
Schaduw, J. N., Ngangi, E. L., & Mudeng, J. D. (2013). Land Suitability Of Seaweed Farming In Minahasa Regency, North Sulawesi Province. Aquatic Science & Management, 1(1), 72-81.
Setyaningrum, Desy, Sardiyatmo Sardiyatmo, dan Kunarso. 2017. Analisis Hasil Tangkapan Thunnus albacares Pada Pancing Ulur Dan Keterkaitannya Dengan Variabilitas Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-A Di Perairan Selatan Nusa Tenggara. Jurnal Perikanan Tangkap: Indonesian Journal Of Capture Fisheries.
Siahaan, H. A. W. 2017. Identifikasi Dan Prediksi Kejadian Upwelling Di Perairan Selatan Jawa Timur Dan Bali. Skripsi, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Sudarto. 2011. Pemanfaatan Dan Pengembangan Energi Angin Untuk Proses Produksi Garam Di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal TRITON Volume 7, Nomor 2, Oktober 2011, hal. 61 – 70.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syafik, A., Kunarso, Hariadi. 2013. Pengaruh Sebaran Dan Gesekan Angin Terhadap Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Samudera Hindia (Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia 573). Jurnal Oseanografi Vol. 2 No.3 Hal 318-328.
Tangke, U., Karuwal, J. C., Zainuddin, M., & Mallawa, A. 2015. Sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a pengaruhnya terhadap hasil tangkapan yellowfin tuna (Thunnus albacares) di Perairan Laut Halmahera bagian selatan. Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, 2(3).
Tomascik, T., A. J. Mah, A. Nontji & M.K, Moosa. 1997. The Ecology of Indonesian Seas. The Ecology of the Indonesian Series. Vol. VII. Periplus Eds. (HK) Ltd., p1074.
Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of The Southeast Asian Waters. Naga Report 2. Inst. Of Oceanography.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
COPYRIGHT
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors hold their copyright and grant this journal the privilege of first publication, with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that permits others to impart the work with an acknowledgment of the work's origin and initial publication by this journal.
Authors can enter into separate or additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (for example, post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its underlying publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (for example, in institutional repositories or on their website) as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of the published work (See The Effect of Open Access).