Value-Added Analysis Of Rengginang Fish Industry In Panarukan District Situbondo Regency
DOI:
https://doi.org/10.35800/jpkt.v12i2.52981Kata Kunci:
added value, production, Hayami method, rengginang industryAbstrak
This research aims to determine the added value of the rennginang industry in Panarukan District. This research wa conducted in gellung vellage, Panarukan District, Situbondo Regency. Determining the reaserch location was carried out purposively by considering the research area which is the center of rengginag production in Panarukan District. Calculation of added value begins with calculating the total cost required to produce rengginang. Next, the amount of rengginang production for each production period is calculated as well as the income obtained from the rengginang production. Then, the added value wasc alculation using the Hayami method. Based on the Hayami method calculations, it is known that the average rengginang industry in the research location produces rengginang rebon and rengginang squid each 45 kg per month. The selling price for each rengginang is different, Rp 33.000 per kg of rebon rengginang and 35.000 per kg of squid rengginang. The largest value added ratiooccurd in rebon rengginang, 30 %. Meanwhile, the value-added ratio of squid rengginang is only 17 %. The biggest profit for business owners is the rengginang rebon business, which is 46 %, while the profit for business owners of the rengginang squid variant is only 16 %, so the rengginang rebon business is more profitable than rengginang squid business
Key words: added value, production, Hayami method, rengginang industry
Abstrak
Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui nilai tambah industry rengginang yang ada di Kecamatan Panarukan. Penelitian ini dilakukan di di Desa Gelung Kecamatan Penarukan, Kabupaten Situbondo. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan daerah penelitian merupakan sentra produksi rengginang di Kecamatan Panarukan. Perhitunan nilai tambah diawali dengan menghitung total biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi rengginang. Selanjutnya dihitung jumlah produksi rengginang setiap periode produksi serta pendapatan yang diperoleh dari produksi rengginang tersebut. Kemudian dilakukan perhitungan nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami.berdasarkan perhitungan metode hayami diketahui bahwa rata rata usaha rengginang di lokasi penelitian memproduksi rengginang rebon dan cumi masing masing 45 kg per bulan. harga jual masing masing rengginang berbeda yaitu, Rp 33.000 per kg rengginang rebon dan Rp 35.000 per kg rengginang cumi. Rasio nilai tambah terbesar terjadi pada rengginang rebon yaitu 30 %. Sementara rasio nilai tambah rengginang cumi hanya 17 %. keuntungan pemilik usaha terbesar terjadi usaha rengginang rebon yaitu sebesar 46 %, sementara keuntungan pemilik usaha rengginnag varian cumi hanya 16%, sehingga usaha rengginang rebon lebih menguntungkan dibandingkan rengginang cumi.
Kata kunci: nilai tambah, produksi, metode hayami, industri rengginang
Referensi
Arianti, Y. S., & Waluyati, L. R. (2019). Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Merah di Kabupaten Madiun. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 3(2), 256–266. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2019.003.02.4
Badan Pusat Statistik Kabupaten Situbondo. 2016. Produksi Dan Nilai Perikana Menurut Jenis Ikan di Kabupaten Situbondo. https://situbondokab.bps.go.id/statictable/2016/10/12/386/produksi-dan-nilai-perikanan-tangkap-menurut-jenis-ikan-di-kabupaten-situbondo-2014---2015.html
Hayami, Y., Kawagoe, T., Morooka, Y., & Siregar, M. (1987). Agricultural Marketing and Processing in Upland Java A Perspective From A Sunda Village. In CGPRT Centre (Issue 8).
Herdiyandi, H., Rusman, Y., & Yusuf, M. N. (2017). Analisis Nilai Tambah Agroindustri Tepung Tapioka di Desa Negaratengah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya (Studi Kasus Pada Seorang Pengusaha Agroindustri Tepung Tapioka di Desa Negaratengah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 2(2), 81. https://doi.org/10.25157/jimag.v2i2.62
Hidayat, K., & Yaskun, M. (2019). Pkm Umkm Rengginang. PKM UMKM Rengginang, September, 321–328
Kusumaningrum, I., & Noor Asikin, A. (2016). Karakteristik Kerupuk Ikan Fortifikasi Kalsium Dari Tulang Ikan Belida. Jphpi, 19(3), 233–240. https://doi.org/10.17844/jphpi.2016.19.3.233
Maflahah, I., Asfan, A., & Istianah, V. (2020). Analisis Nilai Tambah pada Pengolahan Beras Ketan Menjadi Rengginang. Rekayasa, 13(1), 67–70. https://doi.org/10.21107/rekayasa.v13i1.574
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 ismi jasila, Ika Junia Ningsih, Ulfatul Mardiyah
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.