STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA BAGI KONFLIK ANTAR JAGA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA

Authors

  • George B. B. Lantemona
  • Elvie Mingkid
  • Eva Marentek

Abstract

Dalam kehidupan sosial konflik merupakan hal yang wajar dan biasa, karena setiap manusia yang hidup dalam lingkungan masyarakat sosial memiliki kepentingan, tujuan, ide, serta cara pandang yang berbeda-beda. Dan ketika kepentingan antara satu individu  dengan individu lain, atau pun kepentingan kelompok dengan kelompok lain saling berbenturan perbedaan cara pandang, dari situlah menjadi titik awal pemicu terjadinya konflik. Gambaran diatas menjadi perhatian serius bagi pemerintah desa Sendangan Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa, dimana pemerintah desa Sendangan pernah mengalami hal namanya konflik di dalam desa yaitu, konflik yang terjadi antar ‘jaga’ disebabkan dari adanya, sebagian masyarakat yang berdomisilih pada ‘jaga’ enam yang tidak menerima kebijakan pemerintah terhadap peralihan jabatan kepala desa yang diusulkan Badan Permusyawaratan Desa BPD.Tentu saja dengan kebijakan pemerintah tersebut itu,  memberikan rasa kecemburuan besar bagi masyarakat yang tidak menerima kebijakan tersebut. Sehingga berujung pada konflik antar ‘jaga’ enam dan ‘jaga’ tiga, terkait dengan tinggalnya kepala desa yang di angkat dari peralihan jabatan itu, berdomisilih pada ‘jaga’ tiga. Adanya rasa kurang puas dari oknum masyarakat ‘jaga’ enam, merek membuat tindakan-demitindakan dalam bentuk pesan komunikasi yang memberatkan atau menyudutkan baik kepala desa maupun warga ‘jaga’ tiga, agar supaya terpancing hingga berujung pada tindakan-tindakan yang mengakibatkan konflik.

Dari permasalahan inilah yang memicu peneliti berkeinginan  dalam melaksanakan penelitian tentang “Strategi komunikasi, pemerintah desa bagi konflik antar ‘jaga’ di desa Sendangan kecamatan Kakas kabupaten Minahasaâ€.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Komunikasi kelompok (Bungin, 2006:261)dan Teori Manajemen Konflik (Wirawan, 2010). Dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif, maka hasil penelitian antara lain menyimpulkan bahwa cara pemerintah desa Sendangan menyelesaikan konflik antar ‘jaga’ yaitu dengan cara melakukan komunikasi baik secara kelompok maupun secara pribadi (komunikasi interpersonal), pesan-pesan yang disampaikan pemerintah adalah pesan yang mengandung unsur persuasi membangun (nasehat-nasehat) kepada para pemuda di desa Sendangan yang di indikasi sebagai pemicu utama terjadinya konflik di desa tersebut. Selain itupemerintah desa Sendangan juga sepakat mengadakan kegiatan gotong-royong rutin yang melibatkan para pemuda desa beserta masyarakat yang lain. Agenda gotong-royong tersebut adalah berladang bersama,memetik cengkih, dan ketika tiba pada hari-hari besar rohani seperti paskah, natal dan lain-lain, pemerintah mengajak pemuda desa untuk saling berpartisipasi. Pemerintah juga  memberikan fasilitas penunjang untuk pemuda berolahraga. Dengan memberikan sarana tersebut menambah kesibukan seperti mengadakan lomba-lomba dan lain sebagainya. Dalam hal ini, pemerintah desa tidak mengenyampingkan konflik yang terjadi, melainkan dengan memiliki kepribadian ektrovert. pemerintah mampu berorientasi bersama lingkungan dengan cara pendekatan emosional. Tidak hanya itu, pemerintah juga mengajak para akademisi  untuk bekerja sama mengadakan kegiatan kebaktian kebangutan rohani (KKR). dengan kegiatan religius tersebut masyarakat diberikan kesadaran iman.

Downloads

How to Cite

Lantemona, G. B. B., Mingkid, E., & Marentek, E. (2016). STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA BAGI KONFLIK ANTAR JAGA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA. ACTA DIURNA KOMUNIKASI, 5(2). Retrieved from https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/11723

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)