PENTECOSTAL CENTER DI MANADO ‘SACRED SPACE IN ARCHITECTURE’

Authors

  • Elisabet Bela
  • Aristotulus E. Tungka
  • Hendriek H. Karongkong

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v5i1.13031

Abstract

Kebutuhan orang kristen akan fasilitas kerohanian  merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan vital. Kebutuhan rohani dapat ditunjang melalui sarana dan prasarana peribadatan dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang bukan hanya terbatas pada gedung gereja saja. Bangunan religius mewadahi kegiatan Jemaat dan Tuhan serta antar sesama Jemaat.

Manado merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara yang menjadi salah satu daerah dengan jemaat GPdI terbanyak di Indonesia. Banyaknya jumlah Jemaat ini memberi gambaran bahwa pertumbuhan Jemaat terus meningkat. Bertumbuh dan berkembangnyanya Jemaat GPdI di Sulawesi Utara menggambarkan bahwa pelayanan yang dilakukan dalam kesehariannya  tertuang dalam kegiatan-kegiatan kerohanian yang kreatif dan inovatif. Dalam menunjang kegiatan-kegiatan tersebut dibutuhkan sebuah bangunan bahkan kompleks yang dapat mejadi pusat dari kegiatan kerohanian tersebut. Oleh sebab itu Pentecostal Center menjadi karya arsitektur religi yang dapat memberi kesan sakral yang mampu  meningkatkan hubungan baik antar sesama jemaat GPdI se-Sulawesi Utara maupun hubungan jemaat GPdI Sulut dengan Tuhan menjadi lebih maksimal.

Perancangan  Pentecostal Center di Manado ini menggunakan pendekatan tema perancangan “Sacred  Space in Architectureâ€. Konsep utama perancangan ini adalah diterapkannya Ruang Sakral dengan nilai atau filosofi simbol-simbol Kristiani yang didalamnya mengenai Pentecostal khususnya yang ada dalam cerita-alkitab ke dalam bentuk fisik bangunan, sehingga menciptakan suasana yang religius. Dengan itu pesan keagamaan dapat lebih dipahami dan menyatu dengan penggunanya.

 

Kata kunci: Sacred Space, Kristiani, Pentecostal

Downloads

Published

2016-08-05