SHOPPING MALL DI MANADO. Biophilic Design

Authors

  • Enggrila D. Magdalena
  • Octavianus H. A. Rogi
  • Leidy M. Rompas

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v6i2.17291

Abstract

Saat ini shopping mall telah menjadi trend gaya hidup modern bagi kalangan masyarakat khususnya kaum urban di Manado. Kehadirannya makin digemari karena fungsi shopping mall semakin meluas menjadi semacam community center, tempat menikmati gaya hidup melalui konsumsi barang dan jasa yang sesuai dengan symbol status, sekaligus menjadi fasilitas pemenuh kebutuhan psikologi sebagai area rekreatif dan hiburan. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap shopping mall menyebabkan turunnya tingkat interaksi masyarakat dengan alam sebagai lingkungan hidup mereka. Padahal alam telah menjadi kebutuhan dasar yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Penerapan biophilic design dipilih karena sejatinya interaksi dan keinginan untuk selalu terikat dengan lingkungan alami adalah kebutuhan dasar bagi manusia. Selain itu, pendekatan desain biophilik pada shopping mall terbukti berpotensi meningkatkan penjualan 15% - 20% (Wolf, 2005) serta secara bersamaan mampu memenuhi kebutuhan fisiologis (kenyamanan) dan kebutuhan psikologis (kesehatan & ketenangan) pengguna bangunan. Proses perancangan dilakukan  melalui pendekatan – pendekatan terhadap kajian objek rancangan, tema dan tapak yang kemudian dikembangkan dan diolah menggunakan proses desain siklus image present tense hingga menghasilkan ide atau gagasan konsep. Dalam penerapan tema pada objek rancangan mengacu pada 14 prinsip desain biophilic yang masing – masing dipilih sesuai dengan kesesuaian prinsip desain terhadap kebutuhan pada masing – masing aspek desain objek rancangan. Adapun prinsip desain yang dirasa paling dominan dalam desain adalah hubungan visual terhadap alam, karena aplikasi unsur alami adalah hal yang paling utama dirasakan dalam desain.

 

Kata Kunci : Shopping Mall, Biophilic, Kebutuhan, Fisiologis, Psikologis

Downloads

Published

2017-09-28