PUSAT KEBUDAYAAN SANGIHE. Eco Architecture

Authors

  • Magdalena Y. Laming
  • Octavianus H. A. Rogi
  • Fela Warouw

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v7i1.19210

Abstract

Mengingat pembangunan hakekatnya adalah pembangunan manusia untuk kepentingan manusia. Sebab itu di samping pembangunan ekonomi, kita pun terus membangun segi lain dari kehidupan  yaitu : Politik, Sosial, Budaya, Pendidikan, Mental, dan sebagainya. Untuk itu pembangunan Pusat Kebudayaan juga diperlukan untuk mengembangkan dan memajukan budaya yang ada. Karna dapat dipastikan jika fokus pembangunan hanya pada salah satu atau ada segi lain yang ditinggalkan dalam arti pembangunan yang tidak merata maka akan menimbulkan ketimpangan sosial pada manusianya atau penurunan kwalitas sumber daya manusia di wilayah tempat pembangunan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan itu sendiri adalah faktor dari dalam dan dari luar namun kedua hal ini pun yang menjadikan pembangunan itu semakin berkembang.

Kebudayaan yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi utara, Indonesia juga mengalami berbagai pengaruh dari luar maupun dari dalam. Namun hal ini lebih banyak membawa pengaruh buruk terhadap kebudayaan yang ada, yaitu ketertarikan akan budaya asing lebih besar dari pada budaya yang ada di Sangihe itu sendiri, rasa cinta dan kebanggaan terhadap daerah mulai hilang di mata masyarakat Sangihe, selain itu belum adanya wadah yang menanpung setiap benda-benda bersejarah atau cagar budaya yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe. untuk mengatasi masalah ini dan mencapai tujuan diatas adalah dengan menciptakan suatu wadah yang tetap dan berfungsi secara optimal yang dapat memelihara kebudayaan daerah dari waktu ke waktu.

Kata Kunci : Sangihe, Pusat Kebudayaan, Eco-Architecture

Downloads

Published

2018-04-23