LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK DI MANADO. Arsitektur Perilaku
DOI:
https://doi.org/10.35793/daseng.v7i1.20669Abstract
Manado sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara menjadi pusat perkembangan dari segala bidang. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan ketidak seimbangan pernawaran dan permintaan kerja menjadi salah satu faktor pemicu tindak kriminal. Kejahatan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia tak terkecuali di Manado yang menjadi pusat perkembangan daerah. Kejahatan juga sangat mungkin terjadi pada anak-anak, tak jarang kita jumpai kasus kriminal yang dilakukan oleh anak-anak.
Anak yang menjadi faktor penting dari suatu bangsa, dimana anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa dan generasi penerus bangsa yang harusnya dilindungi. . Dengan keterbatasan jumlah Lembaga Pemasyarakatan Anak di Indonesia saat ini mengakibatkan sebagian kasus pidana anak harus ditahan di Lembaga Pemasyarakatan dewasa. Penempatan anak bercampur dengan tahanan dewasa sangat rentan terhadap pelanggaran hak asasi anak dan beresiko pada psikologis anak.
Dengan menggunakan pendekatan arsitektur perilaku kita dapat menghadirkan Lembaga Pemasyarakatan yang cocok untuk anak-anak. Dengan memahami pola perilaku para narapidana anak kita dapat mengadirkan fasilitas yang dapat membantu dalam proses belajar dan pengembangan karakter menjadi lebih baik., serta tidak memberikan kesan tertekan sehingga narapidana anak dapat merasa nyaman.
Kata kunci : Anak, Lembaga Pemasyarakatan, Arsitektur Perilaku