YOUTH CENTER DI TONDANO. Arsitektur Feminisme

Authors

  • Regina D. Manopo
  • Julianus A. R. Sondakh
  • Leidy M. Rompas

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v7i1.20822

Abstract

Remaja merupakan generasi penerus, namun fenomena kenakalah-kenakalan remaja di Tondano kerap kali menjadi masalah. Dimana sering kali ditemui kasus-kasus kenakalan remaja yang dapat dikategorikan sebagai kasus krimunal. Hal tersebut terjadi karena kurangnya wadah untuk para remaja menyalurkan bakat dan minatnya untuk kegiatan yang positif yang bermanfaat serta membangun karakter remaja. Tondano merupakan ibu kota Minahasa yang memiliki warisan budaya yang beragam, namun pada saat ini kurang di ajarkan kepada generasi mudah untuk melestarikan budaya tersebut seperti tarian tradisional dan musik tradisional Minahasa. Untuk itu dengan adanya Youth Center di Tondano ini dapat menjadi wadah untuk menampung kegiatan seni dan olahraga yang dapat menjadi tempat yang menunjang bagi para remaja di Tondano membentuk bersosialisasi, berbagi pendapat dan mengembangkan jiwa sosial mereka. Dengan penerapan Arsitektur Feminisme pada Youth Center di Tondano ini diharapkan bisa menjadi daya tarik untuk remaja dan wisatawan. Gaya dari arsitektur feminisme sendiri sangat berbeda dengan gaya arsitektur di Tondano dimana arsitektur feminisme ini menghasilkan gaya arsitektural yang modern dan lebih kekinian yang akan lebih menarik perhatian anak muda.

 

Kata kunci : Youth Center di Tondano, Remaja, Arsitektur Feminisme, Seni Budaya Minahasa

Downloads

Published

2018-09-25