PUSAT KEGIATAN LANSIA. Arsitektur Perilaku
DOI:
https://doi.org/10.35793/daseng.v8i2.25049Abstract
Pusat Kegiatan Lansia merupakan sebuah tempat yang mewadahi berbagai kegiatan yang dikhususkan bagi para lansia. Di kota Manado sangat jarang ditemui fasilitas yang dikhususkan untuk lansia. Hal ini tidak seimbang dengan terus bertambahnya jumlah penduduk lansia dari tahun 2011 – 2016. Inilah yang melatar belakangi perancangan Pusat Kegiatan Lansia di Manado. Persoalan desain dari perancangan ini adalah bagaimana merancang sebuah fasilitas yang dikhususkan untuk para lansia dengan mempertimbangkan perilaku dari lansia. Dan tujuan perancangan adalah untuk merancang sebuah objek (Pusat Kegiatan Lansia) yang bisa memfasilitasi berbagai kegiatan para lansia dengan mempertimbangkan perilaku dari lansia. Metode perancangan yang digunakan merupakan metode perancangan Glass box dari J. Christopher Jones. Melaui metode desain ini dapat di ketahui bagaimana proses pengumpulan data, analisis, sintesa, sampai pada hasil dari desain itu sendiri. Kemudian digabungkan pendekatan Arsitektur Perilaku. Hasil yang diperoleh yaitu desain Pusat Kegiatan Lansia dengan pendekatan Arsitektur Perilaku yang di aplikasikan pada rancangan bangunan itu sendiri. Penerapan tema berdasarkan aspek fisiologis dan psikologis dari lansia.
Â
Kata Kunci: Pusat Kegiatan Lansia, Fasilitas Lansia, Arsitektur Perilaku, Aspek Fisiologis, Aspek Psikologis