MUSEUM BAHARI DI KOTA MANADO. Penerapan Intangible Metaphors Dalam Arsitektur
DOI:
https://doi.org/10.35793/daseng.v9i1.30771Abstract
Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara dengan garis pantai sepanjang 18,7 kilometer yang masuk dalam kategori waterfront city dan berpotensi dalam bidang pariwisata. Museum merupakan salah satu tujuan objek wisata. Museum bahari merupakan tempat melestarikan dan memperkenalkan kebaharian Sulawesi Utara melalui pameran yang menampilkan koleksi tentang kebaharian/kelautan, seperti benda-benda bersejarah, maupun keanekaragaman hayati laut. Namun, dewasa ini museum menjadi tempat yang kurang diminati pengunjung karena teknik penyajian yang kurang menarik dan terkesan membosankan. Sehingga masyarakat kurang merasakan manfaat museum sebagai sarana konservasi, informasi, edukasi maupun rekreasi. Dengan memanfaatkan letak stategis Kota Manado serta untuk mengangkat citra museum yang sedang sekarat, dicanangkanlah perancangan Museum Bahari di Kota Manado. Perancangan ini bertujuan untuk menghadirkan objek Museum Bahari di Kota Manado yang menarik dengan penerapan Intangible Metaphors dalam arsitektur. Metode yang digunakan dalam perancangan adalah metode glass box menurut J.C. Jones (Design Methods:1972). Metode ini dilakukan secara sistematis dimana konsep perancangan tidak datang secara spontan, tetapi melalui beberapan tahapan yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Tema yang diterapkan dalam perancangan adalah Intangible Metaphors dalam arsitektur yang merupakan bagian dari arsitektur metafora. Sifat dan karakteristik air menjadi elemen dasar dalam perancangan yang diimplementasikan pada aspek-aspek rancangan berupa konfigurasi massa, selubung, ruang luar dan ruang dalam. Dengan penerapan tema ini diharapkan mampu menghadirkan objek Museum Bahari di Kota Manado yang menarik dikunjungi bagi masyarakat lokal maupun mancanegara.
Kata kunci: Museum Bahari, Arsitektur Metafora, Intangible Metaphors, Kota Manado