PLANETARIUM DI MANADO (MIMESIS DALAM ARSITEKTUR)
DOI:
https://doi.org/10.35793/daseng.v3i1.4876Abstract
ABSTRAK
Minimnya pengetahuan serta minat masyarakat terhadap ilmu astronomi yang sedang berkembang danmeningkatnya kualitas penelitian dibidang astronomi. Selain itu juga tuntutan perancangan Arsitektural untuk menunjang visi kota Manado sebagai kota pariwisata dunia maka dibutuhkan suatu objek yang bisa menarik perhatian masyarakat sehingga lewat kehadiran objek tersebut sektor pariwisata di kota Manado bisa meningkat. Planetarium merupakan objek yang tepat untuk menjawab persoalan yang ada dimana lewat Planetarium beserta fasilitas-fasilitas pendukungnya diharapkan dapat memfasilitasi berbagai persoalan yang ada.
Proses perancangan objek ini menggunakan proses desain generasi 2 sesuai dengan kategorisasi dari Horst Rittel yang terbagi dalam 2 fase, fase yang pertama merupakan pengembangan wawasan komprehensif yang terdiri dari 3 aspek yaitu pemahaman terhadap objek rancangan, pemahaman terhadap tema rancangan, dan pemahaman terhadap lokasi dan tapak. Fase yang kedua merupakan fase konseptualisasi dengan menggunakan mekanisme Image-Present-Test menurut John Zeisel.Pada fase ini perancang melakukan transformasi konsep berdasarkan data yang didapat dari pengembangan wawasan komprehensif (fase 1). Transformasi ini diawali dengan tahap Imaging (pemikiran konsep), dilanjutkan dengan tahap Presenting (penyajian konsep ke dalam bentuk gambar atau model) dan diakhiri dengan Testing (pengujian konsep berdasarkan kriteria pengujian tertentu/proses asistensi). Dikatakan ‘Siklus’ karena ketika mencapai tahap Testing, proses transformasi tidak langsung selesai melainkan diperbaiki kembali. Tema perancangan yang dipilih yaitu Mimesis dalam Arsitektur, konsep dari mimesis itu sendiri lebih mengutamakan Pengimitasian bentuk dan borrowing (peminjaman). Pengimitasian bentukkan serta borrowing (peminjaman) lebih mengacu pada item-item jagad raya, item-item tersebut nantinya akan disatukan dengan medium gubahan dalam tabel rekomendasi agar supaya output dari konsep tersebut bisa memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian pengunjung.
Penerapan Mimesis dalam Arsitektur menghasilkan suatu rancangan planetarium dengan konsep Edutainment atau Educative and Entertainment yang menjadikan objek ini sebagai objek yang mempunyai nilai tersendiri dalam menghadirkan unsur-unsur keindahan. Perancangan ruang dalam maupun ruang luar pada objek ini menghadirkan item-item jagad raya sebagai sumber imitasi diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang akan berkunjung ke Planetarium.
Â
Kata kunci :Planetarium, Mimesis, Edutainment