WALE BABE DI MANADO (PARADOKS: THE BEGINNING OF THE END)

Authors

  • Theodosius M. Manabung
  • Alvin J. Tinangon
  • Leidy M. Rompas

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v3i1.4881

Abstract

ABSTRAK

Dalam tradisi Minahasa, Wale (rumah) adalah kosmos terkecil dimana kehidupan berawal dari situ. rumah merupakan ruang hidup, ruang belajar dan pembentuk integritas manusia-manusia Minahasa. Rumah menjadi bagian intergral antara manusia, alam dan sang pencipta. Barang bekas (Babe) adalah salah satu produk alternatif untuk pemenuhan kebutuhan manusia, disamping harganya yang terjangkau kualitasnya masih bisa bersaing. Permasalahanya adalah belum adanya wadah yang mampu memfasilitasi hal tersebut. Disamping pandangan masyarakat terhadap barang bekas yang masih lekat dengan stigma negatif. Keterampilan untuk mengolahnya menjadi produk ekonomi yang berkualitaspun masih minim.

Wale Babe hadir sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Menjadi jembatan antara gaya hidup masyarakat Manado yang “bergengsi tinggi†dan pemberian nilai pada barang bekas. Pendekatan Paradoks; The Beginning of the End sabagai upaya penyadartahuan masyarakat untuk Mawale, serta penyadartahuan bahwa manusia dan barang dapat sewaktu-waktu rusak, menjadi bekas dan kehilangan nilai  namun selalu ada alasan untuk kembali memperbaiki semua itu.

Proses Perancangan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah Pengembangan Wawasan Komprehensif yang menekankan pada kedalaman kompilasi, analisis dan sintesis tentang Wale Babe, Paradoks dan Tapak Perencanaan,  Sedangkan tahap kedua adalah Transformasi Desain dengan tiga siklus konteks penekanan yaitu Tema, Fungsi dan Lokasi. Masing-masing siklus memiliki metode dan strategi khusus namun tetap berkesinambungan.

Penerapan tema Paradoks; The Beginning of the End menjadi harapan terciptanya wadah baru berupa bangunan komersil yang juga berfungsi sebagai ruang sosial yang dinamis dan edukatif. Pembentukan persepsi lewat permainan bentuk, kemisteriusan ruang dalam dan ruang luar menjadi kombinasi yang ideal untuk membahasakannya dalam konsep arsitektural. Begitu pula dengan kontraversi pemilihan lokasi, lahan yang di nilai eksklusif dan mahal dianggap tidak cocok untuk objek yang menawarkan barang bekas, menjadi tantangan konsep arsitektural bekerja, serta menjadi pembuktian bahwa arsitektur dapat menjadi jembatan antara persepsi dan pengkotak-kotakan ekonomi dan status sosial.  Bangunan komersil yang menawarkan barang bekas serta konsep rumah sebagai lokasi bisnis bukan merupakan hal baru, namun konsep “ruang hidup yang menghidupkan†adalah sebuah “ke-baru-an†konsep yang ditawarkan, Wale (rumah) menjadi ruang interaksi sosial, ruang edukasi, ruang spiritual, ruang perenungan dan ruang kreatif.

Kata kunci: Wale, Barang Bekas, Paradoks, Mawale

Downloads

Published

2014-06-16