PUSAT BUDAYA MALUKU UTARA DI JAILOLO HALMAHERA BARAT
Arsitektur Regionalisme
Abstract
Maluku pada awalnya merujuk pada keempat pusat kesultanan di Maluku Utara, yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Suatu bentuk konfederasi tertentu dari keempat kerajaan tersebut yang kemungkinan besar muncul pada abad ke-14, disebut Moloku Kie Raha atau “Empat Gunung Maluku”. Selanjutnya saat ini provinsi Maluku Utara terdiri dar 7 Kabupaten dan 2 Kota yang didalamnya didiami oleh 26 Suku Adat. Dengan kekayaan dari masing-masing suku yang memiliki ke-khas-an budaya sendiri menjadikan Maluku Utara menjadi daerah yang kaya bukan hanya dari segi parawisata namun juga budaya, oleh karena itu untuk terus dapat menjaga , memelihara, bahkan melestarikan kepada generasi muda Objek Pusat Budaya Maluku Utara dibutuhkan kehadirannya.
Kehidupan masyarakat daerah Maluku Utara yang sebelumnya sangat lekat dengan budaya daerahnya sendiri, secara perlahan mulai meninggalkan kebiasaan tersebut dan bersikap seolah-olah meninggalkan budaya daerah sendiri karena beranggapan bahwa budaya daerah adalah budaya yang kuno. Belajar serta melestarikan budaya daerahsendiri sebagai bentuk apresiasi dan tanggung jawab agar budaya yang sejak dulu dilestarikan dapat tetap di kenal oleh generasi muda saat ini bahkan hingga generasi yang akan datang, hal ini menjadi penting karena budaya menyangkut dengan identitas sebuah daerah dan masyarakat daerah itu sendiri.
Pusat Budaya Maluku Utara yang akan di hadirkan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan rasa untuk ingin belajar serta melestarikan budaya daerah sendiri sebagai bentuk apresiasi dan tanggung jawab agar budaya yang sejak dulu dilestarikan dapat tetap di kenal oleh generasi muda saat ini bahkanhingga generasi yang akan datang dengan penggunaan Arsitektur Regionalisme dalam perancangan sebagai bentuk usaha untuk menghasilkan rancangan yang memperhatikan karakteristik regional yang berkaitan budaya, iklim dan teknologi pada saat itu, serta perpaduan masa lampau dan masa kini demi bangunan lestari.
Kata Kunci: Pusat Budaya, Maluku Utara, Arsitektur Regionalisme