GRAHA WISATA SENI DAN BUDAYA TUMATENDEN DI MINAHASA UTARA - Konsep Linguistik dalam Rancangan Arsitektur
DOI:
https://doi.org/10.35793/daseng.v1i2.575Abstract
GRAHA WISATA SENI DAN BUDAYA “TUMATENDENâ€
DI MINAHASA UTARA
(KONSEP LINGUISTIK DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR)
Astrid Iske Rosita Rawung[1]
Ir. Sonny Tilaar, M.Si[2]
Â
ABSTRAK
Seni dan budaya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara, karena seni dan budaya merupakan salah satu identitas yang membedakan antara suku satu dengan suku yang lainnya. Pembinaan dan pengembangan seni dan budaya merupakan suatu upaya yang sangat penting dalam mengangkat citra suatu bangsa. Kita akui seni dan budaya itu sendiri merupakan salah satu citra bangsa. Bertolak dari itu maka pengadaan fasilitas-fasilitas untuk mengakomodasi unsur-unsur seni dan budaya, baik manusia sebagai subjek ataupun alam, benda sebagai objek merupakan suatu yang perlu diupayakan dan dikembangkan.
Tak dapat untuk kita pungkiri, bahwa semua bangsa yang ada di belahan dunia ini, baik bangsa yang maju maupun bangsa yang masih berkembang, semuanya berlomba untuk menghadirkan wadah seni dan budaya, baik itu untuk tujuan promosi, wisata, ekonomi, prestise ataupun rasa tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai seni dan budaya jangan sampai hilang dari peradaban manusia.
Graha Wisata Seni dan Budaya merupakan salah satu wadah kebudayaan yang kehadirannya perlu diperhitungkan, karena cukup memberikan andil yang besar antara lain : Sebagai wadah yang dapat melestarikan nilai-nilai seni dan budaya yang terkandung makna di dalamnya, sebagai wadah kebanggaan dan prestise bangsa yang juga merupakan promosi dalam perkembangan dunia pariwisata serta dunia pendidikan, dan juga merupakan wadah anjang sana pertumbuhan minat dan bakat di bidang seni budaya setiap daerah.
Kata Kunci : Linguistik, Seni dan Budaya Minahasa
[1] Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Arsitektur UNSRAT
[2] Staf Dosen Pengajar Teknik Arsitektur UNSRAT