GELANGGANG REMAJA / YOUTH CENTER DI TAHUNA ARSITEKTUR POSTMODERN DOUBLE CODING OLEH C.JENCKS
DOI:
https://doi.org/10.35793/daseng.v4i1.6658Abstract
Kabupaten Sangihe termasuk dalam Provinsi Sulawesi Utara yang dalam pemekaran menjadi Provinsi Nusa Utara. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pemekaran wilayah ini adalah faktor pendidikan, khususnya pendidikan pada remaja. Jika ditinjau kembali pendidikan remaja sangatlah penting dalam pembentukan karakter suatu daerah. Pendidikan remaja di Kota Tahuna yang semakin lama semakin mengalami penurunan mempengaruhi perkembangan karakter remaja dari segi kepribadian dan sifat yang lebih mengarah ke arah yang negatif, padahal remaja di Kota Tahuna banyak yang memiliki bakat dan minat dalam bidang-bidang kesenian ataupun olahraga.
Permasalahan perkembangan remaja di Kota Tahuna yang terbilang masih tertinggal jika ditinjau dari kota-kota besar lainnya seperti di Jakarta ataupun Manado, serta kebutuhan sarana-sarana untuk menunjang bidang minat dan bakat remaja di kota Tahuna yang masih belum ada, maka hal ini menjadi acuan untuk menghadirkan Youth Center atau Gelanggang Remaja di kota Tahuna. Lokasi yang dipilih juga mudah untuk diakses. Selain itu juga lokasi yang dipilih sesuai dengan RTRW sebagai pengembangan kawasan pendidikan.
Perancangan Youth Center di Tahuna mengangkat tema Arsitektur Postmodern Double Coding oleh Charles Jencks. Penggunaan tema ini diharapkan mampu mempresentasikan bentuk dengan menyatukan 2 unsur arsitektur yang berbeda seperti arsitektur modern dan tradisional. Hal ini dikarenakan supaya unsur arsitektur tradisional yang ada tidak ditinggalkan dan menghadirkan serta memperkenalkan arsitektur modern yang baru. Diharapkan dengan pemaknaan tema serta analisa berbagai aspek perancangan dapat menghadirkan Youth Center yang dapat menjadi salah satu solusi bagi permasalahan remaja di kota Tahuna, serta menghadirkan objek arsitektur yang dapat menyatukan 2 unsur, mulai dari bentuk, pemakai, dan fungsi bangunan.
Â
Kata kunci : Youth Center, Remaja, Double Coding, Tahuna