GEREJA TORAJA DI MANADO “ SIMBOLISME DALAM ARSITEKTURâ€
DOI:
https://doi.org/10.35793/daseng.v4i2.9662Abstract
Kebutuhan manusia terbagi menjadi dua yaitu kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan rohani dapat ditunjang melalui sarana dan prasaran peribadatan keagamaan. Sarana peribadatan agama Kristen Protestan adalah Gereja. Gereja merupakan bangunan religius yang mewadahi kegiatan yang sakral antara umat dengan Tuhan. Selain sebagai tempat peribadatan, gereja juga sebagai sarana interaksi antara manusia dengan sesama.
Manado merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara yang menjadi salah satu daerah tujuan masyarakat Toraja untuk merantau. Banyak masyarakat Toraja yang bekerja dan menuntut ilmu di daerah ini. Ada juga yang sudah menetap / berdomisili dan berkeluarga di Kota Manado. Dalam perantauan, masyarakat Toraja yang beragama Kristen Protestan akan membutuhkan keberadaan Gereja sebagai tempat untuk menjalankan ibadah dengan suasana yang khusuk dan sakral yang sekaligus memperlihatkan image Gereja Toraja yang sesungguhnya, yaitu gereja yang sesuai dengan budaya (kultural) asal yakni Toraja.
Kehadiran Gereja Toraja di Manado ini diharapkan bisa mewadahi peribadatan dan aktifitas kerohanian lainnya bagi masyarakat Toraja di Kota Manado. Perancangan Gereja Toraja di Manado ini menggunakan pendekatan tema perancangan “Simbolisme dalam Arsitekturâ€. Konsep utama perancangan ini adalah diterapkannya konfigurasi antara nilai atau filosofi simbol-simbol budaya Toraja dengan simbol-simbol Kristiani ke dalam bentuk fisik bangunan sehingga menciptakan suatu peribadatan yang religius dan etnis. Dengan itu pesan keagamaan dapat lebih dipahami dan menyatu sebab disampaikan dengan budaya masyarakat Toraja sekaligus menyimbolkan pemersatu keluarga di tengah segala kesibukan di tempat perantauan.
Kata kunci      : Simbolisme, Kristiani, Budaya Toraja