Karakteristik Bercak Kulit yang Dicurigai Pitiriasis Versikolor pada Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tuminting Manado

Authors

  • Hana N. E. N. Ngantung Universitas Sam Ratulangi
  • Marlyn G. Kapantow Universitas Sam Ratulangi
  • Tara S. Kairupan Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35790/ecl.v12i3.55439

Abstract

Abstract: Pityriasis versicolor is a disease caused by the Malassezia fungus with general symptoms in the form of hypopigmented, hyperpigmented, or erythematous spots. Pityriasis versicolor is often found, especially in tropical areas. This study aimed to determine the characteristics of skin spots suspected of pityriasis versicolor in inmates at the Class IIA Tuminting Manado Correctional Institution. This was a descriptive study with a cross-sectional design using quantitative methods. The results obtained 30 male inmates who had skin spots and were suspected of pityriasis versicolor. Skin lesions were most common in those aged 25-44 years (37%), level of education, namely high school (40%), the residential capacity of the inmates did not meet the requirements of 5.4 m2/person, hypopigmented lesions (90%), without complaints of pruritus (63%). The location of the lesions occurred in the body area (57%), combined areas (23%), and extremities (10%). Based on Wood's lamp and microscope examination, the overall examination results were negative (100%). In conclusion, skin spots suspected of pityriasis versicolor in inmates were negatively tested, therefore, it was confirmed as not pityriasis versicolor.

Keywords: pityriasis versicolor; skin spots; penitentiary; Wood's lamp

 

 Abstrak: Pitiriasis versikolor adalah penyakit yang timbul disebabkan oleh jamur Malassezia dengan gejala umum berupa bercak hipopigmentasi, hiperpigmentasi atau eritamatosa. Pitiriasis versikolor sering ditemukan terutama di daerah tropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bercak kulit yang dicurigai pitiriasis versikolor pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tuminting Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian mendapatkan 30 orang warga binaan laki-laki yang mempunyai bercak kulit dicurigai pitiriasis versikolor. Bercak kulit terbanyak ditemukan pada warga binaan usia 25-44 tahun  (37%), memiliki tingkat pendidikan SMA (40%), kapasitas hunian warga binaan tidak memenuhi syarat 5,4 m2/orang, warna lesi hipopigmentasi (90%), tidak ada keluhan pruritus (63%). Lokasi lesi terjadi pada area badan (57%), area kombinasi (23%), dan ekstremitas (10%). Berdasarkan pemeriksaan lampu Wood dan mikroskop, hasil pemeriksaan keseluruhan negatif (100%). Simpulan penelitian ini ialah bercak kulit dicurigai pitiriasis versikolor pada warga binaan dengan hasil pemeriksaan negatif sehingga dinyatakan bukan pitiriasis versikolor. 

Kata kunci: pitiriasis versikolor; bercak kulit; lembaga pemasyarakatan; lampu Wood

Author Biographies

Hana N. E. N. Ngantung, Universitas Sam Ratulangi

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia

Marlyn G. Kapantow, Universitas Sam Ratulangi

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia

Tara S. Kairupan, Universitas Sam Ratulangi

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia

References

Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (7th ed). Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016. p.103-106.

Ferry M, Shedlofsky L, Newman A, Mengesha Y, Blumetti B. Tinea inversicolor: A rare distribution of a common eruption. Cureus. 2020;12(1):1-6. Doi: https://doi.org/10.7759/cureus.6689

Nura MS, Sani NM, Abubakar MM, Kutama AS. A review of the current status of tinea versicolor in some parts of Nigeria. International Journal of Scientific Engineering and Applied Science. 2016;2(1):2395–3470. Available from: https://www.researchgate.net/publication/306396013

Heidrich D, Daboit TC, Stopiglia CDO, Magagnin CM, Vetoratto G, Amaro TG, et al. Sixteen years of pityriasis versicolor in metropolitan area of Porto Alegre, Southern Brazil. Rev Inst Med Trop Sao Paulo. 2015;57(4):277–80. Doi: http://dx.doi.org/10.1590/S0036-46652015000400001

Pasricha J, Khaitan BK, Dash S. Pigmentary disorders in India. Dermatol Clin. 2007;25:343–52 p. Doi: https://doi.org/10.1016/j.det.2007.05.004

Leung AKC, Barankin B, Lam JM, Leong KF, Hon KL. Tinea versicolor: an updated review. Drugs in Context. 2022;11:1-20. Doi: https://doi.org/10.7573/dic.2022-9-2

Soleha T. Pitiriasis versicolor ditinjau dari aspek klinis dan mikrobiologis. JK Unila. 2016;1(2):432-5. Doi: https://doi.org/10.23960/jkunila12432-435

Isa DYF, Niode NJ, Pandaleke HEJ. Profil pitiriasis versikolor di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2013. e-Clinic. 2016;4(2):1-5. Doi: https://doi.org/ 10.35790/ecl.v4i2.13042

Tumilaar J, Suling PL, Niode NJ. Hubungan higiene personal terhadap kejadian pitiriasis versikolor pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Unsrat. e-Clinic. 2019;7(1):40–5. Doi: https://doi.org/10.35790/ecl.v7i1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.

Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Unit Teknis Pemasyarakatan di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Nathalia S, Niode J, Pandeleke H. Profil pitiriasis versikolor di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado periode Januari–Desember 2012. e-Clinic. 2015;3(1):186–92. Doi: https://doi.org/10.35790/ECL.3.1.2015.6761

Sharma A, Rabha D, Choraria S, Hazarika D, Ahmed G, Hazarika N. Clinicomycological profile of pityriasis versicolor in Assam. Indian J Pathol Microbiol. 2016;59(2):159–65. Doi: https://doi.org/10.4103/0377-4929.182027

Sajida U, Hadi S, Sanyoto D, Savitri D, Rahmiati. Profil pasien pitiriasis versikolor di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Ulin Banjarmasin periode 2019-2021. Homeostasis. 2023;6(1):265–76. Doi: http://dx.doi.org/10.20527/ht.v6i1.8814

Mardiana V, Farhan A. Identifikasi jamur Malassezia Furfur pada petani (Studi di Dusun Bendung Rejo RT 11 RW 14 Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang). Jurnal Insan Cendekia. 2017;5(1):17-25. Doi: http://dx.doi.org/10.35874/jic.v3i2.381

Wahid CRA. Hubungan tingkat personal hygiene terhadap kejadian infeksi pitytiriasis versikolor (panu) pada santri di Pondok Pesantren Asy-Syifa Al-Khoeriyah Desa Kaputihan Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya [Skripsi]. Malang; Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim; 2021. Available from: http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/34259

Hudson A, Sturgeon A, Peiris A. Tinea versicolor. Journal American Medical Association. 2018;320(13): 1396. Doi: https://doi.org/10.1001/jama.2018.12429

Downloads

Published

2024-12-01

How to Cite

Ngantung, H. N. E. N., Kapantow, M. G., & Kairupan, T. S. (2024). Karakteristik Bercak Kulit yang Dicurigai Pitiriasis Versikolor pada Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tuminting Manado. E-CliniC, 12(3), 434–439. https://doi.org/10.35790/ecl.v12i3.55439

Issue

Section

Articles