Aliran Daya Optimal Pada Sistem Minahasa
DOI:
https://doi.org/10.35793/jtek.v1i3.611Abstract
Sistem Minahasa merupakan sistemtenaga listrik dengan daerah pelayanan yang meliputi
kota Manado, kota Tomohon, Bitung, Minahasa
Utara, Minahasa Selatan, Minahasa Induk, Minahasa
Tenggara, dan Kotamobagu dimana sistem bekerja
secara terinterkoneksi.Melihat kondisi kelistrikan
yang masih biasa terjadi pemadaman akibat
kekurangan daya, sehingga diperlukan
pengoperasian pembangkit yang lebih besar yakni
dengan cara menghubungkan kerja antara sistem
(misalnya sistem Minahasa 70 kV dan 150 kV).
Pengaturan pengoperasian pembangkit harus mampu
dioperasikan secara optimal, sehingga daya yang
disalurkan ke konsumen dapat terpenuhi (Pdemand).
Untuk mengatur pengoperasian pembangkit
diperlukan sistem penjadwalan yang tepat dan akurat.
Permasalahan ini dapat diselesaikan melalui program
matematika berdasarkan teknik optimasi yaitu metode
iterasi lamda.
Optimal Power Flow (OPF) adalah metode
perhitungan kebutuhan daya (Pdemand) beban untuk
melakukan penjadwalan pembangkit secara efisien
dengan tujuan meminimasi biaya total produksi dari
pembangkit. Dengan kata lain, mencari solusi
ekonomis dalam penjadwalan unit pembangkit
berdasarkan jumlah kebutuhan daya yang diperlukan.
Perhitungan untuk mendapatkan aliran daya
menggunakan metode Newton- Raphson.Sedangkan
dalam pembagian beban untuk penjadwalan
menggunakan unit commitment.
Dengan bantuan perangkat lunak ETAP:Power
Station 4.0, diperoleh daya output yang dibutuhkan
oleh konsumen sistem tenaga listrik Minahasa sebesar
147.6 MW. Berdasarkan kebutuhan daya (Pdemand)
akan dilakukan penjadwalan dari unit pembangkit
termal menggunakan metode iterasi lamda.
Pembangkit termal merupakan pembangkit yang
beroperasi dengan output daya yang besar maka biaya
bahan bakar menjadi lebih mahal, oleh sebab itu
diperlukan penjadwalan yang ekonomis. Dari hasil
penjadwalan pada penelitian ini, memberikan hasil
yang lebih optimum dibandingkan total biaya bahan
bakar yang dikeluarkan oleh PT. PLN (Persero)
Wilayah Suluttenggo. Total biaya bahan bakar yang
diperoleh sebesar Rp. 369.669.939,500,-. Sedangkan
total biaya bahan bakar dari PT. PLN (Persero)
Wilayah Suluttenggo sebesar Rp. 438.957.267,800,-.
Downloads
Published
2012-10-17
Issue
Section
Articles
License
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.