KONDISI PADANG LAMUN DI PANTAI DESA BASAAN SATU KECAMATAN RATATOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA (The Condition of Seagrass Beds on the Beach of Basaan Satu Village, Ratatotok District, Southeast Minahasa Regency)

Authors

  • Abdul D. Ilolu Universitas Sam Ratulangi
  • Billy Th. Wagey Universitas Sam Ratulangi
  • Erly Y. Kaligis Universitas Sam Ratulangi
  • Kurniati Kemer Universitas Sam Ratulangi
  • Joshian N. W. Schaduw Universitas Sam Ratulangi
  • Reiny A. Tumbol Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35800/jplt.11.1.2023.41280

Keywords:

Kondisi Lamun; Struktur Komunitas; Desa Basaan Dua

Abstract

Seagrass is the main component of the seagrass bed ecosystem. The existence and
productivity of seagrass beds have a very important ecological role for life in the sea and on land. This
research is to determine the type of seagrass, to determine the condition and structure of the seagrass
community and environmental parameters on the coast of Basaan Satu Village. The method that the
author uses is the quadratic transect method. This method is usually used to observe the community
structure of seagrass beds using a line transect of 50 m and a square of 50×50 cm². Seagrass species
identified in the coastal waters of Basaan Satu Village, Ratatotok District, Southeast Minahasa
Regency, namely as many as 5 species including Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii,
Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Enhalus acoroides and cymodocea rotundata. Seagrass cover
per species was dominated by the species Syringodium isoetifolium, the highest density was for the
species Syringodium isoetifolium, the highest important value index for seagrass was found for the
species Thalassia hemprichii with a value of 102.26%, the diversity index value was 0.93 which was
classified as moderate, and the index value dominance is equal to 0.53. low category. Environmental
parameters of seagrass beds at the study site have a range of values: temperature 31.47-33.39°C,
salinity 29.08-30.49 ppt, dissolved oxygen 6.55-9.67, pH 9.23- 9.94, turbidity 0-2.6, and the substrate
found was sand, muddy sand, crushed coral sand, and coral rubble.
Keywords: Seagrass Conditions, Community Structure, Basaan Satu Village


ABSTRAK
Lamun merupakan komponen utama penyusun ekosistem padang lamun. Keberadaan dan
produktivitas padang lamun memiliki peranan ekologi yang sangat penting bagi kehidupan di laut
maupun di darat. Penelitian ini Untuk mengetahui jenis lamun, Untuk mengetahui kondisi dan struktur
komonitas padang lamun dan parameter lingkungan di pantai Desa Basaan Satu. Metode yang penulis
gunakan yaitu metode transek kuadrat. Metode ini biasanya di pakai untuk mengamati struktur
komunitas padang lamun menggunakan line transek 50 m dan kuadrat 50×50 cm². Spesies lamun yang
teridentifikasi di perairan pantai Desa Basaan Satu Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa
Tenggara, yaitu sebanyak 5 spesies diantaranya sebagai berikut Syringodium isoetifolium, Thalassia
hemprichii, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Enhalus acoroides dan cymodocea rotundata.
Tutupan lamun per jenis didominasi oleh spesies Syringodium isoetifolium, kepadatan jenis tertinggi
pada spesies Syringodium isoetifolium, Indeks nilai penting lamun tertinggi terdapat pada spesies
Thalassia hemprichii dengan nilai sebesar 102,26%, nilai indeks keanekaragaman yaitu 0,93 yang
tergolong sedang, dan nilai indeks dominasi yaitu sebesar 0,53. kategori rendah. Parameter lingkungan
perairan padang lamun yang berada di lokasi penelitian memiliki kisaran nilai: suhu 31,47-33,39°C,
salinitas 29,08-30,49 ppt, Oksigen terlarut 6,55-9,67, pH 9,23-9,94, kekeruhan 0-2,6, dan substrat yang
ditemukan pasir, pasir berlumpur, pasir pecahan karang, pecahan karang.
Kata Kunci: Kondisi lamun, Struktur Komunitas, Desa Basaan Satu

 

 

References

Dawes C, J. 1981. Marine Botany. New York. 496 Hal.

Fortes MD. 1994. Seagrass Resources of Asean, Living Coastal Resouces of Southes Asia: Syimposium on Living Coastal Resources. Chulalongkorn University Bangkok Thailand. Hal: 10.

Supriharyono, 2002, Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis, hal 156, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal 207-240.

Green, E.P., andF. Short T. 2003. World Atlas of Seagrasses. University of California press, USA: 310 hal.

Indriyanto. 2015. Ekologi Hutan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal: 177-180.

Kaligis E.Y. 2015. Kualitas Air dan Pertumbuhan Populasi Rotifer Brachionus rotundiformis Strain Tumpaan pada Pakan Berbeda. Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi, 2(2), 42-48

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut.

McKenzie, L.J., Campbell, S.J. & Roder, C.A. 2003 Seagrass-Watch: Manual for Mapping & Monitoring Seagrass Resources by Community (citizen) volunteers. 2nd Edition, QFS, NFC, Cairns. Vol 3 (5): Hal 5-7.

Nuraina I, Fahrizal, dan Prayogo H. 2018. Analisa komposisi dan keanekaragaman jenis tegakan penyusun hutan tembawang jelomuk di Desa Meta Bersatu Kecamatan Sayan Kabupaten Melawi. Jurnal Hutan Lestari. Vol 6 (1): 137-146.

Nusi S. R. A. R, Abdul H. O, dan Syamsudin. 2013. Struktur vegetasi lamun di perairan pulau saronde, Kecamatan ponelo kepulauan, Kabupaten Gorontalo utara. Jurusan Teknologi Perikanan, Fakultas Ilmu-ilmu pertanian, Universitas Negeri Gorontalo. Vol 1 (1): 2-3

Patty. S. I. and Rifai. H 2013. Community Structure of Seagrass Meadows In Mantehage Island Waters, North Sulawesi. Jurnal Ilmiah Platax. 1(4), 177-186.

Rahmawati, S. Irawan, Andri. Indarto. Supriadi, Happy. Azkab, Muhammad Husni. 2017. Panduan pemantauan penilaian kondisi padang lamun. Jakarta: COREMAP CTI LIPI. 35 Hal.

Rahmawati, S., 2011. Ancaman terhadap komunitas padang lamun. Oseana, Vol 36 (2), .49-58.

Rifai. H & patty. S. I. 2013. Community Structure of Seagrass Meadows In Mantehage Island Waters, North Sulawesi. Jurnal Ilmiah Platax. Vol 1(4):177-186.

Riniatsih. I 2017. Distribusi Jenis Lamun Dihubungkan dengan Sebaran Nutrien Perairan di Padang Lamun Teluk Awur Jepang. Jurnal Kelautan Tropis. Vol 19 (2): 101-107

Syukur, A. 2015. Distribusi, Keragaman Jenis Lamun (Seagrass) dan Status Konservasinya di Pulau Lombok. Jurnal Biologi Tropis. 15 (2):171-182.

Sombo, I.T., Wiryanto, dan Sunarto. 2016. Karakteristik Dan Struktur Komunitas Lamun Di Daerah Intertidal Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Tenggara Timur. Jurnal Ekosains. Vol 9(2), 33-44.

Short FT, Coles R. 2001. Global Seagrass Research Methods. The Netherlands: Elsevier Publishing.

Sjafrie. N.D.M., U.E. Hernawan., B. Prayudha., I.H. Supriyadi., M.Y. Iswari., Rahmat., K. Anggraini., S. Rahmawati., Suyarso. 2018. Status Padang Lamun Di Indonesia 2018, 2nd Ed, 2. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 40 Hal.

Stella, A.L., V, Khaerunisa, S., dan Madaul, U. K. 2011. Kerapatan dan Penutupan Jenis Lamun di Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. 13 hal.

Wagey, B. T., dan Sake, W. (2013). Variasi Morfometrik Beberapa Jenis Lamun Di Perairan Kelurahan Tongkeina Kecamatan Bunaken. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 1(3), 36-44.

Yunitha, A., Wardianto, Y. dan Yulianda, F. 2014. Diameter Substrat dan Jenis Lamun di Pesisir Bahoi Minahasa Utara: Sebuah Analisis Korelasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 19(3):130-135.

Downloads

Published

2023-02-11

How to Cite

Ilolu, A. D., Wagey, B. T., Kaligis, E. Y., Kemer, K., Schaduw, J. N. W., & Tumbol, R. A. (2023). KONDISI PADANG LAMUN DI PANTAI DESA BASAAN SATU KECAMATAN RATATOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA (The Condition of Seagrass Beds on the Beach of Basaan Satu Village, Ratatotok District, Southeast Minahasa Regency). JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS, 11(1), 63–77. https://doi.org/10.35800/jplt.11.1.2023.41280