MORFOMETRIK DAN MERISTIK LAMUN DI PANTAI BORGO KECAMATAN BELANG DAN PANTAI BASAAN I KECAMATAN RATATOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DOI:
https://doi.org/10.35800/jplt.11.1.2023.52706Keywords:
Lamun; Morfometrik; Meristik; Desa Borgo; Desa Basaan IAbstract
Seagrasses are flowering plants (Angiosperms) that are fully adapted to aquatic environments.
Seagrasses are capable of living in salt water; even though it is immersed in salty water, it still functions
normally. The function and role of seagrasses depend on the number of leaf blades, leaf length, leaf
width, and total biomass, all of which are highly determined by local conditions. This research was
conducted in Southeast Minahasa Regency in Pantai Borgo Village, Belang District and Beach Village
of Basaan I, Ratatotok District. This study aims to measure the morphometrics and meristics of seagrass
species Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii and Syringodium isoetifolium. Sampling of seagrass
was carried out using the cruising survey method, as many as 10 individuals for each species at each
study location, samples were taken using a knife and washed and put into plastic samples. Then
measured using a caliper ruler. The results obtained from the three seagrass species Enhalus
acoroides, Thalassia hemprichii and Syringodium isoetifolium are different in morphometric and meristic
sizes of the three seagrasses which are larger in Basaan I Beach compared to those in Borgo Beach.
This is because in Borgo Beach there are many human activities that greatly affect the activity of
morphometric and meristic sizes which in turn also affect the growth of seagrass. This difference is
thought to be due to the high activity of the people who live around Borgo beach in the form of household
waste disposal and fishing activities, namely the intensity of boat traffic and boat moorings, while on
Pasir Panjang Beach, Basan I Village is far from residential areas and is a tourist area that is not yet
very touristy. Stout is known by many people so it is still in good condition and maintained. Measurement
of environmental parameters of the waters of Borgo Village Beach and Basaan I Village Beach are still
in optimum conditions for seagrass plants and development.
Keywords: Seagrass, Morphometrics, Meristic, Borgo Village, Basaan I Village
ABSTRAK
Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang secara penuh beradaptasi pada
lingkungan perairan. Lamun mampu hidup di air asin; meski terbenam dalam air asin lamun tetap
berfungsi normal. Fungsi dan peranan lamun, bergantung pada jumlah helaian daun, panjang daun,
lebar daun, serta biomassa total, yang kesemuanya itu sangat ditentukan kondisi setempat. Penelitian
ini dilakukan di Kabupaten Minahasa Tenggara di Pantai Desa Borgo Kecamatan Belang dan Pantai
Desa Basaan I Kecamatan Ratatotok. Penelitin ini bertujuan untuk mengukur morfometrik dan meristik
lamun jenis Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium isoetifolium. Pengambilan
sampel lamun dilakukan dengan menggunakan metode survei jelajah, sebanyak 10 individu untuk
masing-masing jenis di setiap lokasi penelitian, sampel diambil dengan mengunakan pisau dicuci dan
dimasukkan kedalam plastik sampel. Kemudian diukur dengan menggunakan mistar kaliper. Hasil yang
diperoleh dari ketiga lamun jenis Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium isoetifolium
adalah berbeda ukuran morfomertik dan meristik dari ketiga lamun tersebut lebih besar yang berada di
Pantai Basaan I dibandingkan dengan yang ada di Pantai Borgo. Hal ini di karenakan di Pantai Borgo
banyak terjadi aktivitas manusia yang sangat mempegaruhi aktivitas ukuran morfometrik dan meristik
yang akhirnya juga berpengaruh pada pertumbuhan lamun. Perbedaan ini diduga karena tingginya
aktifitas penduduk yang bermukim disekitar pantai Borgo berupa pembuangan limbah rumah tangga
serta aktivitas kegiatan perikanan yaitu intensitas lalu lalang perahu serta tempat tambatan perahu,
sedangkan di Pantai pasir panjang Desa Basan I jauh dari pemukiman warga dan merupakan daerah
wisata yang belum terlalu bayak diketahui oleh banyak orang sehingga masih memiliki kondisi yang
baik dan terjaga. Pengukuran parameter lingkungan perairan Pantai Desa Borgo dan Pantai Desa
Basaan I masih dalam kondisi yang optimum bagi tumbuhan dan perkembangan lamun.
Kata Kunci: Lamun, Morfometrik, Meristik, Desa Borgo, Desa Basaan I
References
Cabaco, S., Machas, R., & Santos, R. 2009). Individual and Population Plasticity of the seagrass Zostera
noltii along a Vertical Intertidal Gradient. Estuarine, Coastal and Shelf Science, 82(2): 301 – 308.
Fahruddin, M., Yulianda, F., & Setyobudiandi, I. 2017. Density and the Coverage of Seagrass
Ecosystem in Bahoi Village Coastal Waters, Notrh Sulawesi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,
(1):375-383.
Handayani, D. R., Armid, A., & Emiyarti, E. 2016. Hubungan Kandungan Nutrien Dalam Substrat Terhadap
Kepadatan Lamun Di Perairan Desa Lalowaru Kecamatan Moramo Utara. Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan), 1(2): 42-53.
Kondoy, K.I.F., E.Y. Herawati, M. Mahmudi, dan R. Azrianingsih. 2014. CO2 application as growth
stimulatorof sea grass, Thalassia hemprichii under Lamun Thalassia hemprichii yang Terpapar Logam Berat Kadmium (Cd). Jurnal Sains dan Seni ITS, 4(2): 71-74.
Rani, C., M. Basri, D.Y. Bahar dan M. Yolanda. 2020. Karakteristik Morfologi Lamun Thalassodendron
ciliatum (Forsskall) den Hartog 1970 (Kelas: Magnoliopsida, Famili: Cymodoceaceae) Berdasarkan
Tipe Substrat di Perairan PantaiTimur Kabupaten Bulukumba. Jurnal Kelautan Tropis, 23(1):8597.
Rizal,A.C.,Yudi,N.I.,Eddy,A.&Lintang, P. 2017. Pendekatan status nutrient pada sedimen untuk mengukur
struktur komunitas makrozoobentos di wilayah Muara Sungai dan Pesisir Pantai Rancabuaya,
Kabupaten Garut. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 7(2):7-16.
Sakey, W.F., B.T. Wagey, dan G.S. Gerung. 2015. Variasi Morfometrik pada Beberapa Lamun di Perairan
Semenanjung Minahasa. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 3(1):1-7.
Sjafrie N. D. M., Hermawan U. E..Prayudha B., Supriyadi I. H., Iswari M. Y., Rahmat, Anggraini K.,
Rahmawati S., Suyarso, 2018. Status Padang Lamun Indonesia,02. laboratory Tuapattinaya, Prelly Marsel. J., Tri S. Kurnia, L. Lattupeirissa. 2021. Kondisi dan Keragaman Jenis Lamun di Perairan Pantai Pulau Ambon. Biopendix, 7(2): 95-101.
Wagey, B.T. dan W. Sake. 2013. Variasi Morfometrik Beberapa Jenis Lamun di Perairan Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 1(3):36-44.
Wagey B. T., 2017 Morphometric analysis of conditions. Journal of Biodiversity and Environmental Sciences, 5 (6): 153-159.
Lau Sheng H, Muta Harah Z, Shiamala D.V, Ikhsan N, Japar S. B, 2022. Morphological and biochemical
responses of tropical seagrasses (Family: Hydrocharitaceae) under colonization of the macroalgae Ulva
reticulata Forsskål. Aquatic Botany, 3(3):69-78.
Noviarini W dan Ermavitalini D. 2015. Analisa Kerusakan Jaringan Akar congeneric seagrasses
(Cymodocea rotundata and Cymodocea serrulata) in the coastal areas of Bunaken National Park,
North Sulawesi, Indonesia. AACL Bioflux, 10(6):1638- 1646.
Wangkanusa, M.S. dan K.I.F. Kondoy. 2017. Identifikasi Kerapatan dan Karakter Morfometrik Lamun
Enhalus acoroides pada Substrat yang berbeda. Jurnal Ilmiah Platax, 5(2): 210- 220.
Wulur M. A. P, Kondoy K.I.F, Rangan J. K. 2019. Studi Morfometrik Lamun Halophila ovalis (R. Brown) Hooker di Pantai Kahona Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung dan di Pantai Tasik Ria Kecamatan
Tombariri Kabupaten Minahasa. Jurnal Ilmiah Platax, 7(1): 23023589.
Zurba, N. 2018. Pengenalan Padang Lamun, Suatu Ekosistem yang Terlupakan. Unimals Press, 1(3):
-133
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.