STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN BULUTUI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

Authors

  • Rinaldy E. P. Pelafu Universitas Sam Ratulangi
  • Billy Th. Wagey
  • Carolus P. Paruntu Universitas Sam Ratulangi
  • Sandra O. Tilaar Universitas Sam Ratulangi
  • Agung B. Windarto Universitas Sam Ratulangi
  • Ferdinand F. Tilaar Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35800/jplt.10.2.2022.54974

Keywords:

Struktur Komunitas Lamun; Komposisi Jenis; Perairan Bulutui

Abstract

This research was conducted in the waters of Bulutui, West Likupang District, North Minahasa Regency using the quadrant transect method. The purpose of this study was to determine the structure of the seagrass community found in Bulutui waters which will be the initial data for the preparation of sustainable seagrass management strategies. The results of this study obtained 6 species of seagrass identified in Bulutui waters, namely: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophiila ovalis and Halophila minor, with an average species density value of 2.78 individuals/m2, species frequency 0, 17, species cover 0.17, important value index 300, moderate diversity index 1.55, large/high uniformity index 0.17, and low dominance index 0.27 and environmental factors physic chemical parameter values of Bulutui waters have average : temperature 28,7°C, brightness 3,41m, salinity 32o/oo and degree of acidity (pH) 7.

Keywords: Seagrass Community Structure, Species Composition, Bulutui Waters

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di perairan Bulutui, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara dengan menggunakan metode transek kuadran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang terdapat di perairan Bulutui yang akan menjadi data awal untuk penyusunan strategi pengelolaan padang lamun berkelanjutan. Hasil penelitian ini memperoleh 6 jenis lamun yang terindentifikasi di perairan Bulutui yaitu: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophiila ovalis dan Halophila minor, dengan nilai rata-rata kerapatan jenis 2,78 individu/m2, frekuensi jenis 0,17, penutupan jenis 0,17, indeks nilai penting 300, indeks keanekaragaman sedang 1,55, indeks keseragaman besar/tinggi 0,17, dan indeks dominansi rendah 0,27 dan faktor-faktor lingkungan nilai parameter fisika-kimia perairan Bulutui memiliki nilai rata-rata : suhu 28,7°C, kecerahan 3,41m, salinitas 32o/oo dan derajat keasaman (pH) 7.

 

Kata kunci: Struktur Komunitas Lamun, Komposisi Jenis, Perairan Bulutui.

 

References

Adli A., A. Rizal dan Ya’la. Z. R. 2016. Profil Ekosistem Lamun Sebagai Salah Satu Indikator Kesehatan Pesisir Perairan Sabang Tende Kabupaten Tolitoli. Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, 5(1), 49-62.

Azkab, M.H. 1999. Pedoman Inventarisasi Lamun. Oseana, 24 (1), 1-16.

Haviarini, C. P., Azahra, F. A., Refaldi, B., Sofyan, H. O. 2019. Konservasi Jenis Lamun di Kawasan Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Geografi, 42-47.

Haris, A., Gosari, J. A. 2012. Studi kerapatan dan penutupan jenis lamun di Kepulauan Spermonde. Torani. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan, 22(3), 256- 162.

Hernawan, E. U., Sjafrie, N. D. M., Supriyadi, H., Suyarso., Yulia, I. M., Anggraini, K, dan Rahmat. (2017). Status PADANG LAMUN Indonesia 2017. COREMAP-CTI Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI. 33 hal.

Hoek, F., Razak, A. D., Hamid., Muhfizar., Suruwaky, A. M., Ulat M. A., Mustasim, Arfah, A. 2016. Struktur Komunitas Lamun Di Perairan Distrik Salawati Utara Kabupaten Raja Ampat 32 hal.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Nomor: 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. 4 hal.

Kuo, J. 2007. New monoecious seagrass of Halophila sulawesii (Hydrocharitaceae) from Indonesia. Aquatic Botany, 87(2), 171–175.

Larkum AWD., Orth RJ, Duarte CM. (2006). Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation. Springer. 690 hal.

Martha L. G. M. R., Julyantoro G. S. Pande, dan Sari H. W. Alfi. (2018). Kondisi dan Keanekaragaman Jenis Lamun di Perairan Pulau Serang, Provinsi Bali. Jurnal Of Marine Aquatik Science 5 (1), 131-141.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. 15 hal.

McKenzie, L.J., S.J, Campbell dan C.A. Roder. 2003. Seagrass-Watch: Manual For Mapping dan Monitoring Seagrass Resources. 2EN Edition. Departement Of Primary Industries Queensland, Northem Fisheries Center.

Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I. H., dan Azkab, M. H. (2014). Panduan Monitoring Padang Lamun (M. Hutomo & N. Dewirina (eds.); Issue 1). PT. Sarana Komunikasi Utama. http://www.coremap.or.id.

Sjafrie, N. D. M., Udhi, E. H., Prayudha, B., Supriyadi, I. H., Iswari, M. Y., Rahmat, Anggraini, K., Rahmawati, S., Suyarso. 2018. Status Padang Lamun Indonesia 2018 Ver.02. In D. Ramdhana & A. Agung (Eds.),Pusat Penelitian seanografi-LIPI 02 ed., 53, Issue 9). Puslit Oseanografi - LIPI. https://doi.org/10.1017/CBO978110 7415324.004.

Septian A., Efika, Azizah, D., Apriadi T. 2016. Tingkat Kerapatan Dan Penutupan Lamun Di Perairan Desa Sebong Pereh Kabupaten Bintan. Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang. 15 hal.

Suhud. M.A., Pratomo. A., Yandri.F. 2012. Struktur Komunitas Lamun di Perairan Pulau Nikoi. Jurnal Ilmiah Universitas Maritim Raja Ali Haji. 35 hal.

Waycott, M., Collier, C., McMahon, K., Ralph, P., McKenzie, L., Udy, J., Grech, A. 2006. Vulnerability of Seagrasses in the Great Barrier Reef to Climate Change. Department of Primary Industries and Fisheries, Queensland. p 76.

Wagey, B. T. 2013. Hilamun (Seagrass) Unsrat Press. 124 hal.

Downloads

Published

2022-06-01

How to Cite

Pelafu, R. E. P., Wagey, B. T., Paruntu, C. P., Tilaar, S. O., Windarto, A. B., & Tilaar, F. F. (2022). STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN BULUTUI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA. JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS, 10(2), 110–122. https://doi.org/10.35800/jplt.10.2.2022.54974