PEREMPUAN PILAR BERTOLERANSI DI DESA TIWOHO
Abstract
Zaman boleh saja berganti mengiringi pergerakan waktu dengan semua konsekwensi positif juga negatif terhadap semua manusia. Akan tetapi peran tradisional perempuan dalam keluarga masih sangat melekat, sebagai panggilan hidup dari sebagian besar perempuan. Sekalipun harus diakui bahwa fakta menunjukkan sebagian perempuan dengan latarbelakang wawasan ilmu pengetahuan dan kesadaran kesamaan harkat dan martabat menuntut perlakuan yang sama terhadap perempuan dan laki-laki. Lebih khusus ada rupa-rupa tuntutan dari perempuan agar kesamaan dalam peran-peran sosial,politik, ekonomi, pendidikan, dllnya. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas para istri di desa Tiwoho sebagai ibu rumah tangga sehingga tidak bekerja di luar rumah,lebih banyak waktu ada di rumah,mengurus rumah tangga,menyiapkan kebutuhan anak-anak,mengawasi kegiatan anak-anak. Suami sebagai tulang punggung keluarga sehingga kadang-kadang tidak berada di rumah untuk waktu yang relatif lama atau lebih dari satu minggu hingga satu bulan. Ketika suami tidak berada di rumah, maka dalam membesarkan anak sepenuhnya merupakan tanggungjawab istri ketimbang suami. Hal ini bisa dimaklumi karena istri relative lebih banyak waktu ada di rumah sepanjang hari sehingga secara langsung bisa mengawasi kegiatan anak-anak. Perempuan dan toleransi jelas tidak bisa dipisahkan sebagai sumber inspiransi pendidikan nilai dalam keluarga yang bersumber dari pemahaman yang benar tentang iman,budaya dan taat hukum, sehingga layak sebagai pengejawantahan dari pemahaman iman yang benar dan baik. _____________________________________________________________________________Kata Kunci: Perempuan, toleransi