Coral Reef Conditions in Bahowo Waters Tongkaina, Sub District Bunaken, Manado North Sulawesi

Authors

DOI:

https://doi.org/10.35800/jip.v10i1.37239

Keywords:

Live coral cover, Underwater photo transect (UPT), Coral reef condition, Bahowo waters

Abstract

Coral reefs are coastal ecosystems with the highest level of diversity with about one million species worldwide and are habitats for assemblages of millions of polyps that produce limestone to form their skeletons and develop into vast expanses of colonies. Corals are invertebrates belonging to the phylum Coelenterata (hollow animals) or Cnidaria. In order to preserve the coral reef ecosystem in the future in the Bahowo area, quantitative data is needed that can explain/describe the condition of coral reefs. The purpose of this study was to determine the condition of coral reefs, in this case, data on coral cover and associated biota in Bahowo waters. The data collection of this research used the UPT (Underwater Photo Transect) method. Analysis of the data in the form of research images using the CPCe (Coral Point Count with Excel extensions) application. The results of the analysis of the condition of coral reefs in Bahowo waters are in the damaged/bad category with live coral cover percentage data of 16.33%.

Keywords: Live coral cover; Underwater photo transect (UPT); Coral reef condition; Bahowo waters

Abstrak

Terumbu karang merupakan ekosistem pesisir dengan tingkat keanekaragaman tertinggi dengan jumlah sekitar satu juta spesies di seluruh dunia dan merupakan habitat bagi kumpulan dari berjuta-juta hewan polip yang menghasilkan zat kapur membentuk skeletonnya dan berkembang menjadi hamparan koloni yang luas.  Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Coelenterata (hewan berongga) atau Cnidaria.  Dalam rangka pelestarian ekosistem terumbu karang ke depan di daerah Bahowo, maka dibutuhkan data kuantitatif yang dapat menjelaskan/menggambarkan tentang kondisi terumbu karang.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi terumbu karang, dalam hal ini data tutupan karang dan biota asosiasi di perairan Bahowo.  Pengambilan data penelitian ini menggunakan metode UPT (Underwater Photo Transect).  Analisis data berupa gambar penelitian menggunakan aplikasi CPCe (Coral Point Count with Excel extensions).  Hasil analisa kondisi terumbu karang di perairan Bahowo masuk dalam kategori rusak/buruk dengan data presentase tutupan karang hidup sebesar 16,33%.

Kata kunci: Tutupan karang hidup; Underwater photo transect (UPT); Kondisi terumbu karang; Perairan Bahowo

References

Buhari, N., M. R. Himawan dan E. Jefri. 2021. Kondisi Terumbu Karang di Perairan Gili Gede Sekotong Lombok Barat. Lesser Sunda. Vol. 1(4):24-28. P-ISSN: 27750078; E-ISSN: 2775-0086

Dahuri, R. 1999. Kebijakan dan strategi pengelolaan terumbu karang indonesia.

English, S.A., Wilkinson, C., Baker, V. 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resources. 2.nd Edition. Australian Institute of Marine Science. Townsville. Australia. 34-80.

Edinger, E.N. and M.J. Risk., 2000. Reef Classidication by Coral Morphology Predicts Coral Reef Conservation Value. Biological Conservation, 92(1): 1-3.

Giyanto, B.H. Iskandar, D. Soedharma dan Suharsono. 2010. Effisiensi dan Akurasi Pada Proses Analisis Foto Bawah Air Untuk Menilai Kondisi Terumbu Karang. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 36(1): 111-130.

Giyanto, A.E. Manuputty, M. Abrar, R.M. Siringoringo, S.R. Suharti, K. Wibowo, I.N.E.U.Y. Arbi, H.A.W. Cappenberg, H.F.S.Y. Tuti. dan D. Zulfianita. 2014. Panduan Monitoring Kesehatan Terumbu Karang. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. 77 hal.

Indrabudi, T dan R. Alik. 2017. Status Kondisi Terumbu Karang Di Teluk Ambon. Widyariset. Vol. 3 No. 1. Hal. 81-94.

Kohler, K.E. and S.M. Gill. 2006. Coral Point Count with Excel Extensions (CPCe): A Visual Basic Program for The Determination of Coral and Substrate Coverage Using Random Point Count Methodology. Computers and Geosciences, 32(9): 1259-1269. DOI: 10.1016/j.cageo. 2005.11.009.

Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2001. Lampiran Surat Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 04 tahun 2001. tentang Kriteria Baku Mutu Kerusakan Terumbu Karang, Jakarta.

Nozawa, Y., R.D. Villanueva., Munasik., K.A. Roeroe., T. Mezaki., T. Kawai., J. Guest., S. Arakaki., G. Suzuki., J.J.B. Tanangonan., P.O. Ang and P.J. Edmunds. 2017. Latitudinal Variation in Growth and Survival of Juvenile Corals in the West and South Pacific. Coral Reefs 40: 1463-1471.

Paruntu, C.P., K. Hidaka., dan M. Hidaka. 2000. Developmental Changes in Cnida Composition of the Coral Pocillopora damicornis. Galaxea, JCRS, 2: 23-28.

Paruntu, C.P., H. Rifai., dan J.D. Kusen., 2013. Nematosit Dari Tiga Species Karang scleractinian, Genus Pocillopora (Nematocysts of the Three Scleractinian Corals of Genus Pocillopora). Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. 9(2): 60-64.

Reaka, K.M.L. 1997. The Global Biodiversity of Coral Reefs: A Comparison with Rain Forests In: Reaka-Kudla ML, Wilsonde, and E.O. Wilson, Editors.Biodiversity II: Understanding and Protecting Our Biological resources, Washington: Joseph Henry Press. Hal 83-107.

Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Wilayah Pesisir. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumber daya hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.

Sagai, B.P., K.A. Roeroe., I.S. Manembu. 2017. Kondisi Terumbu Karang Di Pulau Raja Salawati Kabupaten Raja Ampat Papua Barat. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Vol. 1 No. 2.

Thamrin. 2006. Karang: Biologi Reproduksi dan Ekologi. Minamandiri Press. Pekanbaru.

Downloads

Published

2022-01-21

How to Cite

Podung, T. T., Roeroe, K. A., Paruntu, C. P., Ompi, M., Schaduw, J. N. W., & Rondonuwu, A. B. (2022). Coral Reef Conditions in Bahowo Waters Tongkaina, Sub District Bunaken, Manado North Sulawesi. Jurnal Ilmiah Platax, 10(1), 70–76. https://doi.org/10.35800/jip.v10i1.37239

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 6 > >>