Phytoplankton Community Structure in Seagrass Beds of Nain Island Waters

Authors

DOI:

https://doi.org/10.35800/jip.v12i1.52339

Keywords:

Phytoplankton, Seagrass, Nain Island, Abundance, Biological Index

Abstract

This study aims to identify phytoplankton species, calculate phytoplankton abundance, diversity index, uniformity index, phytoplankton dominance index, and determine environmental conditions such as temperature, pH, salinity, nitrate, and phosphate in the seagrass ecosystem of Nain Island Waters. Sampling includes seawater for the needs of phytoplankton identification measurement of nitrate and phosphate levels and measurement of water parameters in situ. Phytoplankton sampling is done horizontally using a plankton net. Phytoplankton identification found in the seagrass ecosystem of Nain Island Waters consisted of four classes, namely Bacillariophyceae (Rhizosolenia sp.; Nitzschia sp.; Chaetoceros sp.; Navicula sp.; Eucampi sp.; Pleurosigma sp.; Thalassionema sp.; Melosira sp.), Dinophyceae (Ceratium sp.; Protoperidinium sp.), Chlorophyceae (Spirogyra sp.), and Euglenophyceae (Euglena sp.). The calculation of phytoplankton abundance is in the range of 9 - 51 cells/l. The highest abundance was found at station one which was 51 cells/l, then station three which was 21 cells/l, and station two which was 9 cells//I. The diversity index is in the range of 0.8749 - 1.8668 which means there is community instability. The uniformity index is in the range of 0.2226 - 0.8460, while the dominance index is in the range of 0.2060 - 0.6093, this indicates that the water conditions are stable. Environmental conditions (temperature, salinity, pH, nitrate, and phosphate) in the seagrass ecosystem of Nain Island Waters are still quite good for phytoplankton growth.

Keywords: Phytoplankton, Seagrass, Nain Island, Abundance, Biological Index

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi jenis-jenis fitoplankton, menghitung kelimpahan fitoplankton, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominasi fitoplankton dan mengetahui kondisi lingkungan seperti suhu, pH, salinitas, nitrat, dan fosfat di ekosistem padang lamun Perairan Pulau Nain. Pengambilan sampel meliputi air laut untuk kebutuhan identifikasi fitoplankton dan pengukuran kadar nitrat dan fosfat perairan serta pengukuran parameter perairan secara In situ. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan secara horizontal dengan menggunakan plankton net. Fitoplankton yang ditemukan terdiri dari empat kelas yaitu Bacillariophyceae (Rhizosolenia sp. Nitzschia sp. Chaetoceros sp. Navicula sp. Eucampi sp. Pleurosigma sp. Thalassionema sp. Thalassionema sp. Melosira sp.), Dinophyceae (Ceratium sp. Protoperidinium sp.), Chlorophyceae (Spirogyra sp), dan Euglenophyceae (Euglena sp). Hasil perhitungan kelimpahan fitoplankton berada di kisaran 9 - 51 sel/l. Kelimpahan tertinggi ditemukan pada stasiun satu yaitu 51 sel/l, kemudian stasiun tiga yaitu 21 sel/l dan stasiun dua yaitu 9 sel/I. Indeks keanekaragaman berada pada kisaran 0,8749 - 1,8668 yang berarti adanya ketidakstabilan komunitas. Indeks keseragaman yaitu pada kisaran 0,2226 - 0,8460, sedangkan indeks dominasi berada pada kisaran 0,2060 - 0,6093, hal ini menunjukkan kondisi perairan dalam keadaan stabil. Kondisi lingkungan (suhu, salinitas, pH, nitrat dan fosfat) di ekosistem padang lamun Perairan Pulau Nain masih cukup baik untuk pertumbuhan fitoplankton.

Kata kunci: Fitoplankton, Padang Lamun, Pulau Nain, Kelimpahan, Indeks Biologi

References

Asih, P. (2014). Produktivitas Primer Fitoplankton di Perairan Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan. Skripsi. FKIP. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Apriadi, T. & Ashari, I. H. 2018. Struktur Komunitas Fitoplankton pada Kolong Pengendapan Limbah Tailing Bauksit di Senggarang, Tanjungpinang. A Scientific Journal. 35(3): 145-152.

Apriyanti, N. S, B. Sulardino, M. Nitisupardjo. 2015. Kajian Tentang Fitoplankton yang Berpotensi sebagai HABs (Harmful Algal Blooms) di Muara Sungai Plumbon Semarang. Dipenegoro Journal of Maquares. 4(3) : 132-138.

Duarte, C.M., W. C. Dennison, R.J. W. Orth and T. J. B. Carruthers. 2008. The Charisma of Coastal Ecosystems: Addressing the Imbalance. Estuaries and Coasts: J CERF (2008) 31:233–238. DOI 10.1007/s12237-008-9038-7.

Edmondson, W.T. 1959. Fresh-Water Biology. University of Washington, Seattle. Printed in the University States of America. 1248 p.

Juadi, J., Dewiyanti, I., & Nurfadillah, N. (2018). Komposisi Jenis dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Ujong Pie Kecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah, 3(1), 112-120.

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLH). 2004. Baku mutu air laut untuk biota laut. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. KLH. Jakarta.

Koesoebiono. 1981. Plankton dan Produktivitas Bahari. Fakultas Perikanan-Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Likens, Gene E. (Ed), 2010. Plankton of Inland Waters: A Derivative of Encyclopedia of Inland Waters. Associated Press, Amsterdam. 398 hal.

McGaraghan, A. 2016. Phytoplankton Identification. Kudela Lab Biological Oceanography.

Nontji, A. 2006. Tiada Kehidupan di Bumi Tanpa Keberadaan Plankton. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Nurmala, E., Utami, E., dan Umroh. (2017). Analisis klorofil-a di Perairan Kurau Kabupaten Bangka Tengah. Jurnal Sumberdaya Perairan, 11(1), 61-68.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut. Jakarta : Gramedia.

Patty, S. I., H. Arfah, M. S. Abdul. 2015. Zat Hara (Fosfat, Nitrat), Oksigen Terlarut Dan pH Kaitannya dengan Kesuburan Di Perairan Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 1 (1): 43-50.

Sachlan,M. 1982. Planktonologi. Correspondence Course Centre. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Septian, A., Efika., D. Azizah dan T. Apriadi. 2016. “Tingkat Kerapatan Dan Penutupan Lamun Di Perairan Desa Sebong Pereh Kabupaten Bintan” Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang.

Schaduw, Joshian Nicolas William. 2018. Struktur Komunitas Dan Keberlanjutan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau-Pulau Kecil (Kasus Pada Pulau Nain Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara).‖ Jurnal Ilmu Lingkungan 16(2): 120.

Shannon, C. E., & Weaver, W. (1949). The mathematical theory of communication., (The University of Illinois Press: Urbana, IL, USA).

Tomas, Carmelo, R. 1997. Identifying Marine Phytoplankton. Academic Press. 858 p.

Thoha, H. &Amri, K. (2011). KomposisidanKelimpahanFitoplankton di Perairan Kalimantan Selatan. Oseanologi Dan Limnologi Di Indonesia, 37, 371–382.

Trisnawati, Nur. 2012. Struktur Komunitas Meiofauna Interstisial Di Substrat Padang Lamun Pulau Pari Kepulauan Seribu. Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas metematika dan ilmu pengetahuan alam. Universitas Indonesia. Depok.

WoRMS (World Register of Marine Species). 2022. Marine Species. http://www.marinespecies.org/.

Downloads

Published

2023-12-23

How to Cite

Mokosuli, F. D., Rimper, J. R., Warouw, V., Wullur, S., Losung, F., & Mokolensang, J. F. (2023). Phytoplankton Community Structure in Seagrass Beds of Nain Island Waters. Jurnal Ilmiah Platax, 12(1), 83–91. https://doi.org/10.35800/jip.v12i1.52339

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 > >>