PILIHAN ADAPTASI DI KAWASAN BERESIKO BENCANA BANJIR (STUDI KASUS : PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI SARIO)
DOI:
https://doi.org/10.35793/sp.v4i2.17263Abstract
Dampak perubahan iklim tergantung kerentanan dari sistem alam dan manusia. Kerentanan menggambarkan tingkat kemudahan terkena atau ketidakmampuan suatu sistem untuk menghadapi dampak buruk dari perubahan iklim. Kerentanan terdiri dari kerentanan fisik dan kerentanan non fisik. Keragaman iklim yang terjadi dengan frekuensi yang ekstrim dapat menyebabkan bencana seperti banjir. Kota Manado termasuk dalam daerah rawan banjir dikarenakan banyaknya sungai yang mengalir dalam Kota Manado, salah satunya Sungai Sario (6,72 Km). Permukiman di sekitar sungai Sario menjadi rentan disebabkan oleh kondisi fisik seperti pemanfaatan ruang dan kondisi infrastruktur serta kondisi non fisik seperti kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi wilayah penelitian sepanjang Sungai Sario yang terdampak bencana banjir, menganalisis tingkat kerentanan banjir dan menemukan pilihan adaptasi untuk mengurangi kerentanan. Lokasi penelitian adalah permukiman sepanjang Sungai Sario. Metode yang digunakan adalah metode tumpang tindih, perhitungan indeks kerentanan dan pengkajian alternatif adaptasi berdasarkan kondisi wilayah dan peraturan terkait. Hasil analisis menunjukan 5 (lima) Kelurahan di sekitar Sungai Sario yang terdampak dan menjadi rentan terhadap bencana banjir yakni Titiwungen Selatan Lingkungan I dengan tingkat kerentanan rendah dan Lingkungan II dengan tingkat kerentanan tinggi, Sario Utara Lingkungan III dengan tingkat kerentanan sedang, Pakowa Lingkungan I dengan tingkat kerentanan sangat tinggi, Ranotana Weru Lingkungan I dengan tingkat kerentanan sedang dan Tanjung Batu Lingkungan III dengan tingkat kerentanan rendah. Pilihan adaptasi disesuaikan dengan nilai variabel kerentanan dan kemampuan adaptasi yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan yang terbagi dalam pilihan adaptasi struktural dan non struktural.Downloads
Issue
Section
Articles