TINGKAT KETIMPANGAN WILAYAH DI KABUPATEN DARATAN DAN KABUPATEN KEPULAUAN. STUDI KASUS: KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAN KABUPATEN KEPULAUAN SITARO
DOI:
https://doi.org/10.35793/sp.v8i2.33567Abstract
Ketimpangan wilayah merupakan salah satu permasalahan yang masih umum terjadi di Negara Indonesia. Beberapa daerah mengalami kemajuan yang cepat namun di beberapa daerah lainnya mengalami ketertinggalan terutama pada daerah kepulauan yang sering terisolir karena pebedaan karakteristik wilayah dengan daerah daratan. Penelitian ini dilakukan di salah satu daerah daratan dan kepulauan di Provinsi Sulawesi Utara tepatnya di Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Kepulauan Sitaro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketimpangan wilayah berdasarakan PDRB menggunakan Index Williamson dan mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan wilayah dengan analisis factor PCA serta membentuk tipologi perkembangan wilayah dengan analisis gerombol (clustering analysis). Hasil dari penelitian ini adalah tingkat ketimpangan wilayah di Kabupaten Kepulauan Sitaro lebih tinggi daripada Minahasa Tenggara dan factor yang sangat berpengaruh terhadap ketimpangan di kepulauan sitaro adalah kontribusi PDRB dan aksesibilitas. Pembentukan tipologi perkembangan wilayah terbagi kedalam 3 cluster. Kecamatan yang termasuk dalam cluster 1 mempunyai tingkat perkembangan wilayah tinggi, cluster 2 sedang dan cluster 3 perkembangan wilayah rendah.
Â
Kata kunci: Ketimpangan wilayah; Kepulauan; Index Williamson; Factor pengaruh ketimpangan; Tipologi perkembangan wilayah