ANALISIS PERSEBARAN LAHAN KRITIS DI KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Authors

  • Hery Lorens Sersermudi
  • Aristotulus E Tungka
  • Raymond Ch Tarore

DOI:

https://doi.org/10.35793/sp.v9i1.41847

Abstract

Topografi Lolak beragam mulai dari daratan landai sampai berbukit dengan ketinggian tempat 7 mdpl (meter di atas permukaan laut) yang di ukur dari ibu kota kecamatan. Terdapat enam desa yang berada di perbukitan dengan ketinggian sampai 75 mdpl. Di kecamatan ini terletak gunung yang tertinggi di Bolaang Mongondow, Yaitu gunung Kabila dengan ketinggian 1.732 Meter dan terdapat material vulkanik, mengakibatkan tanah di kecamatan bersifat peka terhadap erosi. Menurut RTRW Kabupaten Bolaang Mongondow, kecamatan lolak juga memiliki kemiringan lereng yang sangat curam yaitu > 40%, Dari kedua faktor ini kecamatan lolak dinilai memiliki potensi terjadinya lahan kritis. Metode yang digunakan ialah analisis spasial dengan menggunakan Sofrwere ArcGis. Prosesnya dengan cara overlay. Data yang digunakan adalah data spasial penutupan lahan, kemiringan lerengan, tingkat bahaya erosi dan, menejemen lahan, secara garis besar tahapan analisis spasial lahan kritis terdiri dari tiga tahapan yaitu Tumpang susun data spasial, Editing data atribut, dan Analisis tabular. Hasil dan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui persebaran lahan kritis dan pemanfaatan ruang pada lahan kritis. Kecamatan Lolak memiliki dua puluh enam desa dengan jumlah luas keseluruhan ialah 46.968,28 Ha. Kecamatan Lolak memiliki luas lahan kritis yang dibagi menjadi lima kelas antara lain : kelas tidak krtis dengan luas 13635,62 Ha, kelas potensial kritis dengan luas 27296,19 Ha, kelas agak kritis degan luas 5706,96 Ha, kelas kritis dengan luas 310,08 Ha, kelas sangat kritis dengan luas 19,54 Ha. Dengan demikian kelas lahan kritis tertinggi di kecamatan lolak di dominasi oleh kelas potensial kritis dengan luasan 27296,19 Ha atau 58,12 %, dan kelas kritis terenda didominasi oleh kelas sangat kritis dengan luasan 19,54 Ha atau 0,04 %. Hasil analisis diatas penggunaan lahan tertinggi pada lahan kritis ialah Hutan lahan kering sekunder / bekas tebangan, yaitu 15788,23 Ha atau 33,61 % dari luas kecamatan lolak, dengan penggunaan pada kelas tidak kritis 178,30 Ha, kelas potensial kritis 15593,56 Ha, kelas agak kritis 16,37 Ha. Sedangkan untuk penggunaan lahan terendah pada lahan kritis ialah Lahan terbuka, yaitu 19,55 Ha atau 0,04% dari luas kecamatan lolak, dengan penggunaan pada kelas Sangat Kritis 19,55 Ha.

 

Kata Kunci : : Lahan Kritis, Penggunaan Lahan.

Downloads

Issue

Section

Articles