DENSITAS TANGKASI (Tarsius spectrum) PADA ELEVASI YANG BERBEDA DI GUNUNG KLABAT, MINAHASA UTARA

Authors

  • Mylton Mantouw
  • Saroyo Saroyo
  • Rooije R.H. Rumende
  • Roni Koneri

DOI:

https://doi.org/10.35799/jis.15.1.2015.8308

Abstract

ABSTRAK

Tarsius spectrum (nama sinonim: Tarsius tarsier) dalam bahasa lokal disebut tangkasi (Minahasa), ngasi (Sulawesi Tengah), Tanda bona passo (Wana), Podi (Tolaki), Wengu (Mornene) merupakan spesies primata endemik Sulawesi. Tangkasi merupakan salah satu primata terkecil dan beberapa diantara anggota spesiesnya merupakan satwa endemik Sulawesi yang terancam punah dan dilindungi. Menurut IUCN (2008), tarsius dalam Red Data Book IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) termasuk dalam kategori vulnerable (rentan). Penelitian ini bertujuan untuk menghitung densitas tangkasi pada elevasi yang berbeda di Gunung Klabat, Minahasa Utara. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini ialah estimasi densitas Tangkasi berdasarkan vokalisasi (duet call) sesuai dengan yang dikembangkan oleh Saroyo et al (2014). Pada setiap elevasi dibuat 10 plot yang berbentuk lingkaran dengan diameter 100 m. Jarak antar plot 200 m. Berdasarkan hasil pengamatan, densitas tangkasi pada elevasi 500 mdpl (2,04 individu/Ha), elevasi 1000 mdpl (2,68 individu/Ha), elevasi 1500 mdpl (0,89 individu/Ha) dan elevasi 2000 mdpl (0,12 individu/Ha).

Kata Kunci : Densitas, Tarsius spectrum, Gunung Klabat, Minahasa Utara

DENSITY OF TANGKASI (Tarsius spectrum) AT DIFFERENT ELEVATIONS IN THE MOUNTAINS CLABAT, NORTH MINAHASA

ABSTRACT

Tarsius spectrum (synonym: Tarsius tarsier) in local language called tangkasi (Minahasa), ngasi (Central Sulawesi), Tanda bona passo (Wana), Podi (Tolaki), Wengu (Mornene) is a primate species endemic of Sulawesi. Tangkasi is one of the smallest primates and some of them the members of species is a species endemic to Sulawesi and protected. According to IUCN (2008), tarsius in the Red Data Book of IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) are included in the category of vulnerable. The objective of this research is quantify the density tangkasi at different elevations in Klabat, North Minahasa. The method of this research is to estimate the density of Tangkasi based duet call that suit with that developed by Saroyo et al (2014). At each elevation has made 10 plots were in circle form with diameter of 100 m. The distance between the plot are 200 m. Based on the observations, the tangkasi density at elevation of 500 meters above the sea (2.04 individuals / ha), elevation of 1000 meters above the sea (2.68 individuals / ha), elevation of 1500 meters above the sea (0.89 individuals / ha) and the elevation of 2000 meters above the sea (0.12 individuals / ha).

Keywords: Density, Tarsius spectrum, Clabat Mountain, North Sulawesi.

Author Biographies

Mylton Mantouw

PS. Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado

Saroyo Saroyo

PS. Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado

Rooije R.H. Rumende

PS. Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado

Roni Koneri

PS. Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado

Downloads

How to Cite

Mantouw, M., Saroyo, S., Rumende, R. R., & Koneri, R. (2015). DENSITAS TANGKASI (Tarsius spectrum) PADA ELEVASI YANG BERBEDA DI GUNUNG KLABAT, MINAHASA UTARA. Jurnal Ilmiah Sains, 15(1), 66–69. https://doi.org/10.35799/jis.15.1.2015.8308

Issue

Section

Articles