PUSAT SENI DAN BUDAYA MINAHASA DI TONDANO. Architecture Regionalism

Authors

  • Chelsea E. Sundah
  • Alvin J. Tinangon
  • Raymond C. H. Tarore

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v9i1.30147

Abstract

Seni merupakan suatu bentuk ekspresi manusia yang memiliki sifat-sifat kreatif, emosional dan universal. Indonesia memiliki keragaman suku, Bahasa dan juga kebudayaan yang menarik dan wajib untuk di perkenalkan ke masyarakat luas bahkan ke jenjang Internasional. Selain itu Seni juga merupakan kebutuhan yang takbisa lepas dari kehidupan sehari-hari.

Seni dan Kebudayaan yang ada di Minahasa memiliki perhatian khusus terlebih untuk para pelaku seni yang ada di Minahasa yang memerlukan wadah untuk mengembangkan dan juga melestarikan Seni dan juga kebudayaan yang ada di Minahasa serta memberikan Edukasi bagi masyarakat yang ada untuk dapat melestarikan dan menjaga Seni dan Kebudayaan yang ada di Minahasa. Metode yang di gunakan mengarah pada model desain generasi II yang di kembangkan oleh John Ziezel. Dimana proses desain merupakan suatu proses yang berulang-ulang secara terus menerus (Cyclical/spiral). Sehingga menghasilkan gambar-gambar desain perancangan Pusat Seni dan Budaya Minahasa di Tondano seperti, rencana tapak, layout, denah tampak, dan dengan konsep bangunan sesuai implementasi tema Arsitektur Regionalisme.

Pusat Seni dan Budaya Minahasa di Tondano dengan penerapan Arsitektur Regionalisme ini hadir untuk mewadahi setiap kegiatan dan kebutuhan para pelaku dan penikmat seni tanpa mengesampingkan unsur estetika  dalam pembangunan Pusat Seni dan Budaya Minahasa dengan menyesuaikan akan Iklim yang ada di Indonesia terlebih khusus di Tondano.

 

Kata kunci : Minahasa, Pusat Seni dan Budaya, Arsitektur Regionalisme.

Downloads

Published

2020-08-28