MENGUNGKAP MAKNA METAFORIK KARYA TADAO ANDO : AUDITORIUM ‘TELUR’ INAMORI, UNIVERSITAS KAGOSHIMA – JEPANG
DOI:
https://doi.org/10.35793/matrasain.v9i1.656Abstract
Pembacaan ekspresi metaforik karya arsitektur dapat dilakukan oleh setiap orang dengan latar belakang yang berbeda, sesukanya sesuai dengan pengalaman masing-masing. Sehingga makna metaforik yang diperolehnyapun menjadi variatif, sekalipun tidak sama dengan makna yang ingin disampaikan oleh arsiteknya (Charles Jencks : ‘The Language of Post Modern’, 1991).Ekspresi metaforik karya arsitektur yang terlalu formal dan eksplisit dalam pengungkapan maknanya, seringkali dianggap dangkal, karena sangat jelas dan mudah dibaca oleh setiap orang. Sifatnya yang langsung seakan tidak perlu melalui proses pemikiran lebih lanjut, sehingga yang demikian ini dianggap tidak menyisakan ruang bagi imajinasi untuk berkembang (Robert Venturi : ‘Complexity and Contradiction in Architecture, 1966).
Oleh karenanya, pembacaan dan pencarian makna metaforik suatu karya arsitektur harus dilakukan secara komprehensif, tidak hanya dilacak dari tampilan visual yang kasat mata saja, tetapi juga dari ‘passion of design’ sang arsitek yang sifatnya non fisik/abstrak.
Kata kunci : ekspresi metaforik, makna metaforik, ‘passion of design’.