IMPLEMENTASI ALIRAN SENI EKSPRESIONISME DALAM KARYA ARSITEKTUR
DOI:
https://doi.org/10.35793/matrasain.v9i2.663Abstract
Pada awal abad ke 20, muncul bentuk-bentuk seni rupa baru dan konsep-konsep seni rupa yang menentang nilai-nilai tradisi masa lampau. Salah satu aliran seni yang muncul adalah Ekspresionisme. Ekspresionisme juga didefinisikkan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau tragedy. Â Eskpresionisme dibagi pada 2 masa. Ekspresionisme I merupakan suatu gerakan yang melekat pada cita rasa cita rasa irasional dalam diri manusia. Gerakan ini dipengaruhi oleh arsitek-arsitek modern Avant Garde yang menerapkan aliran futurisme dan memiliki keterkaitan dengan aliran Suprematisme dan Konstruktivisme Rusia dimana kedua aliran ini sama-sama membahas tentang ruang irasional serta material yang digunakan dalam bangunan mempunyai kemiripan.
Selanjutnya muncul aliran Ekspresionisme II yang menjadi cikal bakal dari arsitektur modern baru. Aliran ini muncul karena terjadi konflik dalam Ekspresionisme. Dalam ekspresionisme II ini, bangunan-bangunannya sudah mulai menerapkan menggunakan material-material pabrikan serta mulai menerapkan paham-paham arsitektur modern yakni Form Follow Function, Less is More, Ornament is a Cryme dan lain sebagainya. Setelah arsitektur modern, kemudian muncul juga aliran Post Modern yakni dekonstruksi yang juga memiliki hubungan dengan ekspresionisme.
Kata kunci : Arsitektur, Ekspresionisme