PENDEKONSTRUKSIAN BENTUK DAN RUANG DALAM ARSITEKTUR
DOI:
https://doi.org/10.35793/matrasain.v12i1.7700Keywords:
dekonstruksi, bentuk, ruang, fragmentasi, transformasi, non-DerrideanAbstract
Proses terjadinya bentuk dan ruang dalam arsitektur seringkali diungkap melalui pendekatan morfologis secara dua atau tiga dimensional baik melalui ruang maupun wujud/sosok pukal geometriknya. Beberapa kasus perancangan arsitektur lebih banyak menunjukkan proses perubahan bentuk yang terjadi diskenariokan melalui penyampaian perkembangan tahap demi tahap menuju bentukan utuhnya.
Apa yang dilakukan oleh Hiromi Fujii dalam menciptakan bentuk dan ruang dalam salah satu proyek rancangannya dilakukan dengan cara sebaliknya melalui proses fragmentasi terhadap elemen dan komponen kubus yang telah mengalami pembagian, pemisahan, pemotongan dan pelepasan, yang kemudian disusun kembali sedemikian rupa sehingga menghasilkan komposisi bentuk dan ruang yang cukup kompleks. Pembongkaran bentuk yang dilakukan dimaksudkan untuk menyusunnya kembali sehingga transformasi yang terjadi merupakan struktur bentuk dan ruang tanpa makna, pusat dan hirarki yang secara keseluruhan terkesan menjadi berantakan dan tak terselesaikan.
Pendekonstruksian semacam inilah yang oleh Broadbent dikatagorikan sebagai Dekonstruksi Non-Derridean yang pada prakteknya mencoba untuk mengganggu bentuk dan struktur dari pukal geometriknya.
Kata kunci : Bentuk dan Ruang, Pukal Geometrik, Fragmentasi, Transformasi, Dekonstruksi Non-Derridean.