Karakteristik Fisik dan Kimia Tempat Perindukan Larva Nyamuk Di Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara

Authors

  • Vicking Lee Universitas Sam Ratulangi
  • Janno B. B. Bernadus Universitas Sam Ratulangi
  • Victor D. Pijoh Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35790/msj.v8i1.62198

Keywords:

karakteristik fisik dan kimia; tempat perindukan; larva nyamuk; Culex sp.; Aedes sp.

Abstract

Abstract: Mosquito-borne diseases, such as dengue fever, filariasis, and malaria, remain significant public health challenges in Indonesia. A key factor in their transmission is the presence of mosquito breeding sites. Physical characteristics, such as water temperature and depth, as well as chemical characteristics, including pH and salinity, greatly influence the survival of mosquito larvae. This study aimd to analyze the physical and chemical characteristics of mosquito breeding sites at Ratatotok District. This was a descriptive study with a cross-sectional design, using water samples containing mosquito larvae that met the study's criteria from September to December 2024. The results obtained nine breeding sites with two mosquito genera observed: Culex sp. and Aedes sp. The physical characteristics of the breeding sites showed depths ranging from 13 cm to 36 cm and temperatures between 30°C and 34.3°C. Chemical characteristics included pH values ranging from 7.47 to 8.12 and salinity levels between 0% and 0.88%. In conclusion, the aquatic environments at Ratatotok District provide suitable habitats to support the development of mosquito larvae.

Keywords: physical and chemical characteristics; breeding sites; mosquito larvae; Culex sp.; Aedes sp.

  

Abstrak: Penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, seperti demam berdarah dengue, filariasis, dan malaria, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu faktor kunci penyebarannya ialah tempat perindukan larva nyamuk. Karakteristik fisik, seperti suhu dan kedalaman air, serta karakteristik kimia, seperti pH dan salinitas sangat memengaruhi kelangsungan hidup larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia tempat perindukan larva nyamuk di Kecamatan Ratatotok. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel yang digunakan ialah perairan yang terdapat larva nyamuk yang memenuhi kriteria sampel penelitian pada bulan September-Desember 2024. Hasil penelitian mendapatkan sembilan tempat yang menjadi tempat perindukan larva di Kecamatan Ratatotok. Terdapat dua genus yang ditemukan, yaitu Culex sp. dan Aedes sp. Karakteristik fisik tempat perindukan memiliki kedalaman 13cm-36 cm dan suhu 30°C-34,3 °C. Karakteristik kimia tempat perindukan memiliki pH 7,47-8,12 dan salinitas 0-0,88%. Simpulan penelitian ini ialah perairan di Kecamatan Ratatotok memiliki habitat yang cukup ideal untuk perkembangan larva nyamuk.

Kata kunci: karakteristik fisik dan kimia; tempat perindukan; larva nyamuk; Culex sp.; Aedes sp.

Author Biographies

Vicking Lee, Universitas Sam Ratulangi

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado

Janno B. B. Bernadus, Universitas Sam Ratulangi

Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia

Victor D. Pijoh, Universitas Sam Ratulangi

Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia

References

1. Onen H, Luzala MM, Kigozi S, Sikumbili RM, Muanga CJK, Zola EN, et al. Mosquito-borne diseases and their control strategies: an overview focused on green synthesized plant-based metallic nanoparticles. Insects. 2023;14(3):1–36. Doi: https://doi.org/10.3390/insects14030221

2. World Health Organization. Malaria [Internet]. 2024. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malaria.

3. World Health Organization. Dengue - Global Situation [Internet]. 2024. Available from: https://www.who.int/ emergencies/disease-outbreak-news/item/2024-DON518.

4. Sugiarti S, Wahyudo R, Kurniawan B, Suwandi J. Karakteristik fisik, kimia, dan biologi tempat perindukan nyamuk Anopheles sp. di wilayah kerja Puskesmas Hanura. Medical Profession Journal of Lampung. 2020;10(2):272–7. Doi: https://doi.org/10.53089/medula.v10i2.66

5. Putri SM. Ekologi dan distribusi habitat larva nyamuk Aedes albopictus di desa [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2024.

6. Bernadus JBB, Pelealu J, Kandou GD, Pinaria AG, Mamahit JME, Tellei TE. Metagenomic insight into the microbiome and virome associated with Aedes aegypti mosquitoes in Manado (North Sulawesi, Indonesia). Infect Dis Rep. 2023;15(5):549–63. Doi: https://doi.org/10.3390/idr15050054

7. Kawulur HSI, Ayomi I, Suebu M, Rokhmad MF, Pardi MR. Pengaruh faktor klimatik terhadap kepadatan nyamuk Anopheles farauti di ekosistem pantai dan rawa Provinsi Papua. Jurnal Biologi Papua. 2019;11(2):72–9. Doi: https://doi.org/10.31957/jbp.945

8. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. Kasus Penyakit Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penyakit di Provinsi Sulawesi Utara, 2023 [Internet]. 2024. Available from: https://sulut.bps.go.id/id/ statisticstable/3/YTA1Q1ptRmhUMEpXWTBsQmQyZzBjVzgwUzB4aVp6MDkjMw==/disease-by-regency-municipality-and-type-of-disease-in-sulawesi-utara-province--2013.html?year=2023.

9. Kinansi RR, Pujiyanti A. Pengaruh karakteristik tempat penampungan air terhadap densitas larva aedes dan Risiko Penyebaran Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis di Indonesia. Balaba: Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara. 2020;16(1):1–20; Doi: https://doi.org/10.22435/blb.v16i1.1924

10. Harviyanto ZI, Windraswara R. Lingkungan tempat perindukan nyamuk Culex quinquefasciatus di sekitar rumah penderita filariasis. Higeia Journal of Public Health Research and Development. 2017;1(2):131–40. Available from: https://journal.unnes.ac.id/sju/higeia/article/view/14148/7775

11. Putri MP. Korelasi kondisi fisik dan kimia air dengan jumlah larva nyamuk pada tempat penampungan air di Taman Wisata Punti Kayu Kota Palembang [Skripsi]. Palembang: Universitas Sriwijaya; 2022.

12. Hidayati L. Evaluasi penangkapan nyamuk dewasa menggunakan metode human landing colection (HLC). Jurnal Penelitian Multidisiplin. 2023;1(2):77–84. Doi: https://doi.org/10.55681/armada.v1i1.364

13. Reinhold JM, Lazzari CR, Lahondère C. Effects of the environmental temperature on Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes: a review. Insects. 2018;9(4):1–17; Doi: https://doi.org/10.3390/insects9040158

14. Mostafa IH, Hamdy AHAA, Mohammed S, Kenawy MA. Field studies on mosquitoes (Diptera: Culicidae) in the Western Coast of Saudi Arabia: Influence of temperature, pH and salinity of the breeding water on larval abundance. Greener Journal of Biological Sciences. 2016;6(5):095–102; Doi: https://doi.org/10.15580/GJBS.2016.5. 111816206

15. Ustiawaty J, Halid I, Kurniawan E, Annisa M. Identifikasi jenis larva nyamuk sebagai vektor penyakit dan karakteristik habitatnya di Desa Penimbung Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat. Media of Medical Laboratory Science. 2022;6(1):23–30. Available from: https://scholar.google.co.id/citations? view_op=view_citation&hl=id&user=KYjZ9HkAAAAJ&citation_for_view=KYjZ9HkAAAAJ:YOwf2qJgpHMC

16. Suryaningtyas NH, Margarethy I, Asyati D. Karakteristik habitat dan kualitas air terhadap keberadaan jentik Aedes Spp di Kelurahan Sukarami Palembang. Spirakel. 2017;9(2):53–59; Doi: https://doi.org/ 10.22435/spirakel.v8i2.8057

17. Farhana M. Gambaran pH, suhu air, salinitas air, dan tempat perindukan jentik Aedes Sp di wilayah Kadipiro Kota Surakarta [Skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2020.

18. Boerlijst SP, van der Gaast A, Adema LMW, Bouman RW, Boelee E, Michiel E, et al. Taking it with a grain of salt: tolerance to increasing salinization in Culex pipiens (Diptera: Culicidae) across a low-lying delta. Parasit Vectors. 2024;17(251):1–9. Doi: https://doi.org/10.1186/s13071-024-06268-8

Downloads

Published

2025-08-24

How to Cite

Lee, V., Bernadus, J. B. B., & Pijoh, V. D. (2025). Karakteristik Fisik dan Kimia Tempat Perindukan Larva Nyamuk Di Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. Medical Scope Journal, 8(1), 128–133. https://doi.org/10.35790/msj.v8i1.62198