Diversity of Coral Genus Scleractinia in Tidung Island Waters, Seribu Islands, DKI Jakarta Province
DOI:
https://doi.org/10.35800/jip.9.2.2021.34917Keywords:
Coral Scleractinia, Limiting Factors, Coral Finder, Tidung IslandAbstract
Coral reefs are one of the most productive and diverse ecosystems on earth and provide ecosystem services. One of the islands of the Seribu Islands that has a coral reef ecosystem is Tidung Island. It is strategic and developing location makes this island used as a residential area, conservation area, and tourist destination. But the utilization has an impact on the damage of coral reefs through environmental and anthropogenic pressures. This study aims to determine coral diversity by identifying the coral genus Scleractinia and the factors that affect coral diversity. Observations were done on three different stations include 2 snorkeling areas and 1 natural area. The method used is LIT (Line Intercept Transect) and coral genus identification with Coral Finder Toolkit Indo Pacific 3.0. The results of identification obtained 16 coral genera namely genus Acropora, Montipora, Isopora, Favites, Leptastrea, Favia, Goniastrea, Montastrea, Platygyra, Echinopora, Porites, Pocillopora, Stylophora, Ctenactis, Pavona, dan Symphyllia, with the value of Diversity Index (H') in the waters of Tidung Island ranges from 0.94 – 2.34 in the category of low to moderate diversity. The parameters of water quality in Tidung Island, temperature, salinity, and acidity (pH) are relatively good for coral growth, but brightness is still relatively poor for coral growth. The impact of human activities such as snorkeling, ship anchors, fishing with destroyers, oil and waste pollution, and rock mining are factors that affect coral growth and diversity.
Keywords: Coral Scleractinia; Limiting Factors; Coral Finder; Tidung Island
Abstrak
Terumbu karang adalah salah satu ekosistem yang paling produktif dan beragam di bumi serta menyediakan jasa ekosistem. Salah satu pulau dari gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki ekosistem terumbu karang yaitu Pulau Tidung. Letaknya yang strategis dan berkembang menjadikan pulau ini dimanfaatkan sebagai kawasan permukiman, daerah konservasi, dan kawasan tujuan wisata. Namun dari pemanfaatan tersebut memberikan dampak terhadap kerusakan pada terumbu karang melalui tekanan-tekanan lingkungan maupun antropogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman karang dengan mengidentifikasi genus karang Scleractinia dan faktor yang mempengaruhi keanekaragaman karang. Pengamatan di tiga stasiun berbeda yaitu di antaranya 2 kawasan wisata snorkeling, dan 1 kawasan yang masih alami. Metode yang digunakan yaitu LIT (Line Intercept Transect) dan identifikasi genus karang dengan Coral Finder Toolkit Indo Pasific 3.0. Hasil identifikasi didapatkan 16 genus karang yaitu genus Acropora, Montipora, Isopora, Favites, Leptastrea, Favia, Goniastrea, Montastrea, Platygyra, Echinopora, Porites, Pocillopora, Stylophora, Ctenactis, Pavona, dan Symphyllia, dengan nilai Indeks Keanekaragaman (H’) di perairan Pulau Tidung berkisar 0,94 – 2,34 berada pada kategori keanekaragaman rendah hingga sedang. Parameter kualitas perairan di Pulau Tidung, suhu, salinitas, dan derajat keasaman (pH) tergolong baik bagi pertumbuhan karang, namun kecerahan masih tergolong kurang baik bagi pertumbuhan karang. Dampak aktivitas manusia seperti snorkeling, jangkar kapal, penangkapan ikan dengan alat perusak, pencemaran minyak dan sampah, serta penambangan batu karang menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan keanekaragaman karang.
References
Apriyanti, R. 2014. Pengembangan Kawasan Wisata Air di Pulau Tidung Kepulauan Seribu. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Depok. Jurnal Desain Konstruksi Volume 13 No. 2
Badan Pusat Statistik. 2021. Kabupaten Kepulauan Seribu Dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Dahuri, R. 2001. Pengelolaan Ruang Wilayah Pesisir dan Lautan Seiring Dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Volume XVII No. 2 April - Juni 2001 : 139-171.
Dahuri, R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah: Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor. 64 hal.
Daniel, D. 2014. Karakteristik Oseanografis dan Pengaruhnya Terhadap Distribusi dan Tutupan Terumbu Karang di Wilayah Gugusan Pulau Pari, Kabupaten Kep. Seribu DKI Jakarta. Universitas Gajah Mada.
Estradivari, E. Setyawan dan S. Yusri. 2009. Terumbu karang Jakarta : Pengamatan Jangka Panjang Terumbu Karang Kepulauan Seribu (2003-2007). Yayasan TERANGI. Jakarta.
Giyanto., M. Abrar, T.A. Hadi., A. Budiyanto., M. Hafizt., A. Salataholy dan M. Y. Iswari. 2017. Status Terumbu Karang Indonesia 2017. COREMAP-CTI, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta. 27 hal.
Haruddin. 2011. Dampak Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang Terhadap Hasil Penangkapan Ikan oleh Nelayan Secara Tradisional di Pulau Siompu Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Hermanto. 2017. Biodiversitas dan Sebaran Karang Jamur (Fungiidae) di Perairan Teluk Amurang Minahasa Selatan. Loka Konservasi Biota Laut LIPI Bitung. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol. 2 (3).
Kelley, R. 2016. Coral Finder 3rd Edition. Byogiudes. 30 Hal. https://www.byoguides.com/coralfinder/
Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 tentang Baku Mutu Air Laut.
Luthfi, O.M dan R.V. Wibisono. 2018. Biodiversity of Scleractinian Coral and Reef Fish at Papuma Beach Jember East Java. Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang. Jurnal Biologi Udayana Vol. 22 (1).
Manengkey, H.W.K. 2010. Kandungan Bahan Organik Pada Sedimen di Perairan Teluk Buyat dan Sekitarnya. FPIK Universitas Sam Ratulangi, Manado. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol. 6 (3).
Manembu, I.S., L. Adrianto., D.G. Bengen dan F. Yulianda. 2012. Distribusi Karang dan Ikan Karang di Kawasan Reff Ball Teluk Buyat Kabupaten Minahasa Tenggara. FPIK IPB, Bogor. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol. VIII-1.
Munasik dan R.M. Siringoringo. 2011. Struktur Komunitas Karang Keras (Scleractinia) di Perairan Pulau Marabatuan dan Pulau Matasirih Kalimantan Selatan. Universitas Diponegoro. Semarang. Jurnal Ilmu Kelautan Vol 16 (1).
Oktarina, A., E. Kamal dan Suparno. 2014. Kajian Kondisi Terumbu Karang dan Strategi Pengelolaannya di Pulau Panjang, Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat. Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta. Jurnal Natur Indonesia Vol. 16, Nomor 1, Hal. 23 -31.
Patty, S dan N. Akbar. 2018. Kondisi Suhu, Salinitas, pH, dan Oksigen Terlarut di Perairan Terumbu Karang Ternate Tidore dan Sekitarnya. Loka Konservasi Biota Laut Bitung – LIPI, FPIK Universitas Khairun, Ternate. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol. 1 (2).
Perdana, M.H., Thamrin., dan Nursyirwani. 2019. Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Tidung Kepulauan Seribu Jakarta. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru.
Runtuwene, S.M., I.S. Manembu., N.G.F. Mamangkey., A. Rumengan., D.S.J. Paransa., H. Sambali. 2020. Pertumbuhan Karang Acropora Formosa yang di Transplantasi Pada Media Tempel dan Media Gantung. FPIK Universitas Sam Ratulangi. Manado. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Vol. 8 No. 1.
Sembiring, I., A.S. Wantasen dan E.L.A. Ngangi. 2012. Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Terumbu Karang Desa Tumbak Kabupaten Minahasa Tenggara. Pascasarjana FPIK Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1.
Souter, D.W and O. Linden. 2000. The Health and Future of Coral Reef System. Ocean & Coastal Management. 43:657-688
Suhery, N., A. Damar., H. Effendi. 2017. Indeks Kerentanan Ekosistem Terumbu Karang Terhadap Tumpahan Minyak: Kasus Pulau Pramuka dan Pulau Belanda Kepulauan Seribu. FPIK IPB, Bogor. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 1, Hal. 67-90.
Zurba, N. 2019. Pengenalan Terumbu Karang Sebagai Pondasi Utama Laut Kita. Unimal Press. Aceh.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
COPYRIGHT
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors hold their copyright and grant this journal the privilege of first publication, with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that permits others to impart the work with an acknowledgment of the work's origin and initial publication by this journal.
Authors can enter into separate or additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (for example, post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its underlying publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (for example, in institutional repositories or on their website) as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of the published work (See The Effect of Open Access).