Relationship between Phytoplankton and Chlorophyll-a Abundance in the Outer Bay of Bangka Island

Authors

DOI:

https://doi.org/10.35800/jip.v11i2.50015

Keywords:

phytoplankton;, chlorophyll-a;, Kelabat Bay;

Abstract

Kelabat Luar Bay is located in the north of Bangka Island, which juts out into the open sea, making this bay have a number of fisheries activities, and mining activities, especially floating unconventional mines (TI) managed by the local community. The research aims to identify phytoplankton species and analyze ecological indices as well as the relationship of physical and chemical factors to phytoplankton and chlorophyll concentration in the waters of Kelabat Luar Bay. Determination of the location of this study using a purposive sampling method. Sampling was conducted perpendicular to the sea (horizontal) by setting three sampling points (replicates) at each station with a distance of 0, 1, and 2 km. Based on the results of the study, the most common phytoplankton species found were Bacillariophyceae class of 11 species with a total of 278 individuals, Cyanophyceae 1 species with a total of 2 individuals, Chrysophyceae class of 1 species with a total of 11 individuals and Dinophyceae class of 2 species with a total of 16 individuals. The type of phytoplankton that has the highest number of individuals is Rhizosolenia robusta which totals 38 individuals. Chlorophyll-a concentration ranges between 0.0634 - 0.3014 mg/L. The phytoplankton diversity index in the waters of Kelabat Luar Bay is in the medium category (1.881-2.204), the uniformity index is high (0.880-0.957) and the dominance index is low (0.116-0.172). Physical parameters of water chemistry that affect the relationship of phytoplankton and chlorophyll include temperature, pH, brightness, and salinity.

Keywords: phytoplankton; chlorophyll-a; Kelabat Bay.

Abstrak

Teluk Kelabat Luar terletak disebelah utara Pulau Bangka yang menjorok ke laut lepas menjadikan teluk ini memiliki sejumlah aktivitas perikanan, aktivitas penambangan tepatnya Tambang Inkonvensional (TI) apung yang dikelola oleh masyarakat setempat. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis fitoplankton dan menganalisis indeks ekologi serta hubungan faktor fisika kimia perairan terhadap fitoplankton dan konsentrasi klorofil a di perairan Teluk Kelabat Luar. Penentuan lokasi penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara tegak lurus kearah laut (horizontal) dengan menetapkan tiga titik sampling (ulangan) pada tiap stasiun dengan jarak 0, 1 dan 2 km. Berdasarkan hasil penelitian jenis fitoplankton yang paling banyak ditemukan adalah kelas Bacillariophyceae sebanyak 11 spesies dengan total 278 individu, Cyanophyceae 1 spesies dengan total 2 individu, kelas Chrysophyceae sebanyak 1 spesies dengan total 11 individu dan kelas Dinophyceae sebanyak 2 spesies dengan total 16 individu. Jenis fitoplankton yang memiliki jumlah individu terbanyak adalah Rhizosolenia robusta yang berjumlah 38 individu. Konsentrasi klorofil-a kisaran antara 0,0634 – 0,3014 mg/L. Indeks keanekaragaman fitoplankton di perairan Teluk Kelabat Luar termasuk dalam kategori sedang (1,881-2,204), indeks keseragaman tergolong tinggi (0,880-0,957) dan indeks dominansi tergolong rendah (0,116-0,172). Parameter fisika kimia perairan yang berpengaruh terhadap hubungan fitoplankton dan klorofil a meliputi suhu, pH, kecerahan dan salinitas.

Kata kunci: fitoplankton; klorofil-a; Teluk Kelabat.

References

Aisoi L.E. (2019). Kelimpahan dan Keanekaragaman Fitoplankton Di Perairan Pesisir Holtekamp Kota Jayapura. Biosilampari,2(1): 6-15

Al-Azri AR, Al-Hashmi KA, Al-Habsi H, Al-Azri N and Al-Khusaibi S. (2015). Abundance of harmful algal blooms in the coastal waters of Oman: 2006– 2011. Aquatic Ecosystem Health & Management,18(3):269-281

Alhaq M.S, Agus A.D.S, M.Zainuri, Muslim & Jarot M. (2021). Analisa Sebaran Klorofil-a dan Kualitas Air di Perairan Pulau Sintok, Karimunjawa, Jawa Tengah Indonesian Journal of Oceanography,3(4):1-12.

Amedia I. (2013). Diatom Sebagai Bioindikator Air. Semarang: Universitas Diponegoro.

APHA. (2005). Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater. APHA Inc. New York. 1134 p

Arifin R. (2009). Distribusi Spasial dan Temporal Biomassa Fitoplankton (Klorofila) dan Keterkaitannya dengan Kesuburan Perairan Estuari Sungai Brantas, Jawa Timur. Institut Pertanian Bogor

Effendi R, Pariabti P & Nasrul I. (2012). Analisis Konsentrasi Klorofil-a Di Perairan Sekitar Kota Makassar Menggunakan Data Satelit Topex/Poseidon. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika,8(3): 279-285.

Hatta M. (2002). Hubungan Antara Klorofil-a dan Ikan Pelagis. IPB

Insafitri. (2013). Keanekaragaman, Keseragaman, dan Dominansi Bivalvia di Area Buangan Lumpur Lapindo Muara Sungai Porong. Jurnal Kelautan. 3(1): 54-59.

Jalaluddin, Akmal, N & Azwir. (2014). Inventarisasi fitoplankton di perairan bendungan beurayeun kecamatan leupung kabupaten aceh besar. Serambi Saintia,2(2): 119–124.

Meilanni E. (2017). Hubungan Antara Keberadaan Fitoplankton dengan Parameter Kualitas Air Kolong Biru Di Desa Air Bara, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan. Universitas Bangka Belitung

Nontji. (2006). Tiada Kehidupan di Bumi Tanpa Keberadaan Plankton. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Nugraha M.A & Mu’alimah H. (2020). Distribusi Bahan Organik pada Sedimen Permukaan Teluk Kelabat, Pulau Bangka. Jurnal Kelautan Tropis,23(3): 275-283.

Nugroho S.H. (2019). Karakteristik Umum Diatom Dan Aplikasinya Pada Bidang Geosains. Oseana,44(1), 70-87.

Odum E.P. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Pamungkas A & Semeidi H. (2020). Pemodelan Sebaran Sedimen Tersuspensi Dampak Penambangan Timah Di Perairan Bangka. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,12(2): 353-366.

Pratiwi E.D, Koenawan C.J. & Zulfikar, da A. (2015). Hubungan Kelimpahan Plankton Terhadap Kualitas Air di Perairan Malang Rapat Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. UMRAH.

Pugesehan D.J. (2010). Analisis Klorofil-a Fitoplankton (Produktivitas Primer) di Perairan Pantai Netsepa Kabupaten Maluku Tengah. Politeknik Perdamaian Halmahera, Tobelo. J Agroforestri,4: 272-278.

Sachoemar S.I & Agus S. (2005). Evaluasi Lingkungan Perairan Estuaria Teluk Kelabat, Bangka Pada Musim Timur. Deputi Bidang Agroindustri dan Bioteknologi,6(3): 436-445.

Sapitri, Anggraeni & Irma A. (2023). Macroalgae Community Structure in West Coastal Waters of Kelabat Outer Bay, West Bangka District. Jurnal Ilmiah Platax,11(1),180-195.

Sastrawijaya. (2001). Perencanaan Lingkungan. Jakarta: PT.Rineka Cipta, Cetakan Kedua

Syahbaniati AP dan Sunardi. (2019). Distribusi Vertikal Fitoplankton Berdasarkan Kedalaman di Pantai Timur Pananjung Pangandaran, Jawa Barat. PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON,5(1): 81-88.

Usman MS, Kusen JD, Rimper JRTSL. (2013). Struktur komunitas plankton di perairan Pulau Bangka Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 2 (1): 51-57.

Wardhana W. (2005). Teknik Sampling, Pengawetan dan Analisis Plankton. Pelatihan Teknik Sampling dan Identifikasi Fitoplankton: Jakarta.

Downloads

Published

2023-07-31

How to Cite

Febriyanti, M., Anggraeni, A., & Akhrianti, I. (2023). Relationship between Phytoplankton and Chlorophyll-a Abundance in the Outer Bay of Bangka Island. Jurnal Ilmiah PLATAX, 11(2), 498–512. https://doi.org/10.35800/jip.v11i2.50015