Study on Water Quality for Seaweed Cultivation in Desa Jawai Laut Sambas Regency West Kalimantan

Authors

DOI:

https://doi.org/10.35800/jip.v11i2.50790

Keywords:

CWQI, Seaweed cultivation;, Water quality

Abstract

Desa Jawai Laut is a coastal village in Sambas Regency, West Kalimantan with the potential of marine waters that can support the community's economy. One of the activities carried out is the seaweed cultivation of Eucheuma cottonii using the longline method. The development of cultivation activities can be supported by optimal water conditions to support seaweed production. The aim of this study was to analyze the water quality in Desa Jawai Laut, Sambas Regency for the development of seaweed cultivation. Determination of location sites was carried out systematically, as many as 7 stations with a distance of 500 m. The water quality index was analyzed using the CCME-WQI method. The results showed that in general, the water quality of Desa Jawai Laut was in a good category with a CWQI value of 80. Stations I and IV were in the excellent category and were recommended as locations for the development of seaweed cultivation.

Keywords: Seaweed cultivation, water quality, CWQI

Abstrak

Desa Jawai Laut merupakan desa pesisir di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat dengan potensi perairan laut yang dapat menunjang perekonomian masyarakat. Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah budidaya rumput laut Eucheuma cottonii dengan metode longline. Pengembangan kegiatan budidaya dapat ditunjang dengan adanya kondisi perairan yang optimal untuk mendukung hasil produksi rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas perairan di Desa Jawai Laut, Kabupaten Sambas untuk pengembangan budidaya rumput laut. Penentuan titik lokasi dilakukan secara sistematik, sebanyak 7 stasiun dengan jarak 500 m. Indeks kualitas air dianalisis menggunakan metode CCME-WQI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kualitas perairan Desa Jawai Laut dalam kategori baik dengan nilai CWQI 80. Stasiun I dan IV masuk ke dalam kategori sangat baik dan direkomendasikan sebagai lokasi untuk pengembangan budidaya rumput laut. 

Kata Kunci: Budidaya rumput laut, kualitas perairan, CWQI

References

Anggadiredja, J.T., Zatnika, A., Purwoto, H. & Istini, S. (2010). Rumput Laut: Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial. Penebar Swadaya, Jakarta.

Ansar. (2016). Kajian Konsentrasi Nitrat dan Fosfat pada Budidaya Rumput Laut di Kota Tarakan. Universitas Borneo Tarakan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Tarakan, (Skripsi).

Arisandi, A. & Farid, A. (2014). Dampak Faktor Ekologis Terhadap Sebaran Penyakit Ice-Ice. Jurnal Kelautan, 7(1), 20-25.

Atmanisa, A., Mustarin, A. & Taufieq, N.A.S. (2020). Analisis Kualitas Air pada Kawasan Budidaya Rumput Laut Kabupaten Jeneponto. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 6(1), 11-22.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sambas. (2021). Kecamatan Jawai Selatan Dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik, Sambas.

Badan Standarisasi Nasional. (2011), SNI 7673.2:2011, Produksi Bibit Rumput Laut Kotoni (Eucheuma cottonii)-Bagian 2: Metode Longline. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Burdames, Y. & Ngangi, E.L.A. (2014). Kondisi Lingkungan Perairan Budidaya Rumput Laut di Desa Arakan, Kabupaten Minahasa Selatan. Budidaya Perairan, 2(3), 69-75.

CCME (Canadian Council of Ministers of the Environment). (2004). CCME national water quality index workshop, A path forward for consistent implementation and reporting. Workshop Proceedings, November 2003.

Damayanti, T., Aryawati, R. & Fauziyah, (2019). Laju Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezii) dengan Bobot Bibit Awal Berbeda Menggunakan Metode Rakit Apung dan Long Line di Perairan Teluk Hurun, Lampung. Maspari Journal, 11(1), 17-22.

Daniel, D. & Santosa, L.W. (2014). Karakteristik Oseanografis dan Pengaruhnya terhadap Distribusi dan Tutupan Terumbu Karang di Wilayah Gugusan Pulau Pari, Kabupaten Kep.seribu, DKI Jakarta. Jurnal Bumi Indonesia, 3(2), 1-9.

Hardan, Warsidah & Nurdiansyah, S.I. (2020). Laju Pertumbuhan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dengan Metode Penanaman yang Berbeda di Perairan Laut Desa Sepempang Kabupaten Natuna. Jurnal Laut Khatulistiwa, 3(1), 14-22.

Hendrawati, T.Y. (2016). Pengolahan Rumput Laut dan Kelayakan Industrinya. UMJ Press, Jakarta Selatan.

Hurtado, A.Q., Reis, R.P., Loureiro, R.R. & Critchley, A.T. (2015). Kappaphycus (Rhodophyta) Cultivation: Problem and the Impacts of Acadian Marine Plant Extract Powder. Di dalam: Pereira, L. & Neto, J.M. (eds). Marine Algae: Biodiversity, Taxonomy, Environmental Assessment, and Biotechnology. CRC Press, Portugal.

Hutabarat, S. (2001). Peranan Kondisi Oceanografi Terhadap Perubahan Iklim, Produktivitas dan Distribusi Biota Laut. Universitas Diponogoro, Semarang.

Irawan, H. (2019). Kelayakan Perairan Pantai Camar Bulan pada Musim Kemarau untuk Budidaya Eucheuma cottonii Menggunakan Metode Lepas Dasar. Universitas Tanjungpura, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Pontianak, (Skripsi).

Khasanah, U., Samawi, M.F. & Amri, K. (2016). Analisis Kesesuaian Perairan untuk Lokasi Budidaya Rumput Laut Eucheuma Cottonii di Perairan Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajo. Jurnal Rumput Laut Indonesia, 1(2), 123-131.

Largo, D.B., Chung, I.K., Phang, S.M., Gerung, G.S. & Sondak, C.S.A. (2017). Impacts of Climate change on Eucheuma-Kappaphycus Farming. Di dalam: Hurtado, A.Q.; Critchley, A.T. & Neish, I.C. (eds). Tropical Seaweed Farming Trends, Problems and Opportunities: Focus on Kappaphycus and Eucheuma of Commerce. Springer International Publishing, Swiss.

Lideman, G.N., Nishihara, T.N. & Terada, R. (2013). Effect of Temperature and Light on the Photosynthesis as Measured by Chlorophyll Fluorescence of Cultured Eucheuma denticulatum and Kappaphycus sp. (Sumba strain) from Indonesia. J. Appl. Phycol., 25: 399–406

Minsas, S., Gusdiar, H. & Idiawati, N. (2023). Laju Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii Metode Keramba Bambu Apung Kurungan di Melanau Barat Pulau Lemukutan. Jurnal Akuatik Lestari, 6(2), 159-167.

Munadi, E. (2015). Rumput Laut, Komoditas Potensial yang Belum Termanfaatkan. Di dalam: Salim, Z. dan Ernawati (ed). Info Komoditi Rumput Laut. AMP Press, Jakarta.

Mustikasari, E., Rizaki, I., Arifin T., Heriati, A. & Yulius. (2019). Pengembangan Budidaya Rumput Laut Berbasis Daya Dukung di Wilayah Pesisir Kabupaten Barru, Selat Makassar. Di dalam: Koeshendrajana, S., Rusastra, I.W. & Martosubroto, P. (ed). Potensi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan WPPNRI 713. AMAFRAD Press, Jakarta.

Nasmia, Natsir, S. & Rusaini. (2020). Teknologi Budidaya dan Pemanfaatan Rumput Laut. Untad Press, Palu.

Nikhlani, A. & Kusumaningrum, I. (2021). Analisa Parameter Fisika dan Kimia Perairan Tihik Tihik Kota Bontang untuk Budidaya Rumput Laut Kapphaphycus alvarezii. Jurnal Pertanian Terpadu, 9(2), 189-200.

Noor, N.M. (2015). Analisis Kesesuaian Perairan Ketapang, Lampung Selatan Sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Kappapycus alvarezii. Maspari Journal, 7(2), 91-100.

Nugroho, R.A. (2015). Peluang dan Tantangan Rumput Laut di Indonesia. Di dalam: Salim, Z. & Ernawati (ed), Info Komoditi Rumput Laut. AMP Press, Jakarta.

Nurhayati. (2002). Karakteristik Hidrografi dan Arus di Perairan Selat Malaka. Perairan Indonesia Oseanografi, Biologi dan Lingkungan. Pusat Penelitian LIPI, Jakarta.

Nurqomar, A., Idiawati, N. & Minsas, S. (2022). Laju Pertumbuhan (Eucheuma cottonii) dengan Metode Long Line Berbingkai di Perairan Pulau Lemukutan. Oseanologia, 1(3), 77-83.

Parenrengi, A., Rachmansyah & Suryati, E. (2012). Budidaya Rumput Laut Penghasil Karaginan (Karaginofit). Edisi Ketiga. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lampiran VIII, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Sadarang, A. & Thana, D. (1995). Studi Kualitas Fisika-Kimia dan Biologi Estuari Sungai Teko yang Mendapat Limbah Pabrik Gula Arasoe Bone untuk Pengembangan Budi daya Pantai. Pusat Studi Lingkungan (PSL), Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Widowati, L.L., Rejeki, S., Yuniarti, T. & Ariyati, R.W. (2015). Efisiensi Produksi Rumput Laut E. cottonii dengan Metode Budidaya Long Line Vertikal Sebagai Alternatif Pemanfaatan Kolom Air. Jurnal Saintek Perikanan, 11(1), 47-56.

Yulius, Rustam, A., Salim, H.L., Heriati, A., Mustikasari, A., & Ardiansyah. (2015). Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Kesesuaian Kawasan Budidaya Rumput Laut di Pesisir Kecamatan Moyo Hilir dan Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa. Di dalam: Wirasantoso, S., & Prawono, W.S. (ed). Karakteristik Sumberdaya Laut dan Pesisir. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, Jakarta.

Zainuddin, F. & Rusdani, M.M. (2018). Performa Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dari Maumere dan Tembalang Pada Budidaya Sistem Longline. Journal of Aquaculture Science, 3(3), 116-127.

Zainuddin. (2023). Pengaruh Perbedaan Kedalaman Tanam terhadap Pertumbuhan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) dengan Menggunakan Metode Rawai di Perairan Pantai Amal Kota Tarakan. Aquamarine, 9(2), 40-48.

Downloads

Published

2023-10-04

How to Cite

Maunala, A., Safitri, I., Kushadiwijayanto, A. A., & Sofiana, M. S. J. (2023). Study on Water Quality for Seaweed Cultivation in Desa Jawai Laut Sambas Regency West Kalimantan. Jurnal Ilmiah Platax, 11(2), 603–613. https://doi.org/10.35800/jip.v11i2.50790

Most read articles by the same author(s)