Alokasi Biomassa pada Padi (Oryza sativa L.) Lokal Sulut Saat Kekurangan Air (Biomass Partitioning for North Sulawesi Local Rice (Oryza sativa L.) Cultivars under Water Deficit Condition)
DOI:
https://doi.org/10.35799/jbl.5.2.2015.10550Abstract
ABSTRAK
Salah satu masalah utama yang menjadi kendala dalam produksi padi di Indonesia adalah kekurangan air yang melanda areal persawahan sehingga menjadi suatu ancaman untuk produksi padi. Masalah tersebut dapat diatasi dengan beberapa cara dan salah satunya dapat dilakukan melalui strategi adaptasi. Oleh sebab itu kajian sifat tahan kering pada padi lokal Sulawesi Utara (Sulut) perlu dilakukan, dalam upaya mendukung tercapainya tujuan strategis tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sifat tahan kering pada empat varietas padi lokal Sulut (Burungan, Superwin, Temo dan Ombong) pada fase vegetatif saat kekurangan air berdasarkan alokasi biomassa. Setelah 14 hari perlakuan, rasio akar:tajuk pada keempat varietas menunjukkan bahwa varietas Superwin, Temo dan Burungan yang tidak diairi air memiliki rasio akar:tajuk yang lebih besar daripada yang diairi. Berdasarkan alokasi biomassa, sifat tahan kering Superwin, Temo dan Ombong lebih besar dibandingkan dengan Burungan, sehingga varietas ini potensial untuk ditanam di daerah kekurangan air.
Kata kunci: biomassa, kekeringan, padi lokal Sulut, vegetative
ABSTRACT
One of the main problems in rice production in Indonesia is the lack of water and this condition resulted in the decrease of rice production. The problem can be solved in several ways and one of them is adaptation strategies. This study was conducted to evaluate drought resistance in four North Sulawesi local rice varieties (Burungan, Superwin, Temo and Ombong) at the vegetative phase under water deficit based on biomass allocation. After 14 days of treatment, the root:shoot ratio of Superwin, Temo and Burungan under drought were greater than under well-watered condition. Based on the biomass allocation, the drought resistance of Superwin, Temo and Ombong were greater than Burungan, so that these varieties were  potential to be grown in the water deficit areas.
Keywords: biomass, drought, North Sulawesi local rice, vegetative