Keanekaragaman Moluska pada Ekosistem Mangrove di Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Authors

  • Desi Tiranda Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT
  • Saroyo Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT
  • Roni Koneri Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT
  • Adelfia Papu Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT
  • Eko Handoyo Balai Taman Nasional Bunaken

DOI:

https://doi.org/10.35799/jbl.v14i3.54364

Keywords:

Moluska; Keanekaragaman; Ekosistem Mangrove.

Abstract

Wilayah pesisir memiliki beberapa ekosistem seperti ekosistem mangrove, ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang dan ekosistem rumput laut. Dari seluruh ekosistem yang ada di pesisir, ekositem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang mudah dijumpai. Salah satu wilayah Kota Manado yang masih memiliki ekosistem mangrove berada di Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. Mangrove merupakan sumber makanan potensial bagi semua biota yang hidup didalamnya. Sebagai tempat mencari makan yang berkontribusi terhadap kompleksitas habitat dan keanekaragaman hayati. Salah satu makrofauna yang berasosiasi dengan ekosistem ini yaitu Moluska dimana makrofauna ini dominan di ekosistem mangrove. Keanekaragaman Moluska pada ekosistem mangrove di Kelurahan Meras belum pernah diteliti, sehingga penting dilakukan penelitian untuk keanekaragaman moluska pada ekosistem mangrove. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi spesies dan menganalisis keanekaragaman Moluska pada ekosistem mangrove. Penelitian dilakukan di Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April 2023. Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling dengan metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode plot (berpetak). Analisis data yang digunakan yaitu indeks keanekaragaman, kepadatan, frekuensi, indeks nilai penting dan keseragaman spesies. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 14 (empat belas) spesies Moluska yang termasuk dalam 9 (sembilan) family. Indeks keanekaragaman pada stasiun 1 adalah 1,30, stasiun 2 adalah 2,13, stasiun 3 adalah 1,76, stasiun 4 adalah 1,74, stasiun 5 adalah 1,54 dan stasiun 6 adalah 1,36. Berdasarkan kriteria nilai indeks keanekaragaman Shanon-Wienner kisaran indeks keanekaragaman pada semua stasiun tergolong sedang

References

Abdullah, A., Hidayat, T., & Seulalae, A. V. (2021). Moluska: Karakteristik, Potensi dan Pemanfaatan Sebagai Bahan Baku Industri Pangan dan NonPangan. Syiah Kuala University Press. Banda Aceh.

Abubakar, S., Kadir, M.A., & Tahir, I. (2018). Asosiasi Dan Relung Mikrohabitat Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove Di Pulau Sibu Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara, Jurnal Enggano.

Arbi, U.Y. (2012). Komunitas Moluska di Padang Lamun Pantai Wori, Sulawesi Utara. Jurnal Lingkungan Hidup. LIPI Bitung.

Ariadi, H., Wafi, A., Supriatna, Musa, M. (2021). Tingkat Difusi Oksigen Selama Periode Blind Feeding Budidaya Intensif Udang Vaname (L. vannamei). Rekayasa.

Candri, D. A., Junaedah, B., Ahyadi, H., & Zamroni, Y. (2018). Keanekaragaman Moluska pada Ekosistem Mangrove di Pulau Lombok. Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi.

Dewiyanti, I. dan Sofyatuddin, K. (2012). Diversity of Gastropods and Bivalves in Mangrove Ecosystem Rehabilitation Areas in Aceh Besar and Banda Aceh Districts, Indonesia. AACL Bioflux.

Hasan, S., Serosero, R. H., & Abubakar, S. (2020). Distribusi Vertikal dan Komposisi Moluska pada Ekosistem Hutan Mangrove di Gugusan Pulau-Pulau Sidangoli Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Jurnal Agribisnis Perikanan.

Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.

Joesidawati, M. I. (2018). Oceanogr Fish Open Access J Mollusc Communitiess at Coastal Kemantren, Paciran, Lamongan. Oceanography Fish Journal.

Kambey, A. D. (2011). Moluska pada Hyroid (Aglaophenia cupressina) di perairan Barat Pulau Siladen Manado Sulawesi Utara. Jurnal perikanan dan kelautan tropis.

Kurniawati, A, Bengen DG, Maddupa H. (2014). Karakteristik Telescopium Telescopium pada ekosistem mangrove di Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Bonorowo. Wetlands.

Maretta, G., Widiani, N., Septiana, N.I. (2019). Keanekaragaman Moluska di Pantai Pasir Putih Lampung. Journal of Tropical Biology.

Nybakken, J.W. (1992). Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. P.T. Gramedia Jakarta.

Papu, A. (2022). Petunjuk Lapangan Koleksi Moluska.Cv Patra Media Grafindo Bandung.

Rahmawati, R., Sarong, M.A., Muchilisin, Z.A., Sugianto, S. (2015). Diversity of Gastropods in Mangrove Ecosytem of Coast Aceh Besar District, Indonesia. Aquaculture, Aquarium, Conservation dan Legislation International Journal of the Bioflux Society.

Romdhani, Ahmad M., Sukarsono, dan Susetyarini, Rr. Eko. (2016). Keanekaragaman Gastropoda Hutan Mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia.

Sawiya., Arfiati, D., Guntur., Ariadi, H., Wafi, A. (2021). Karakter Morfologi Fungiasp. Di Pulau Mamburit, Sumenep, Jawa Timur, Indonesia.

Tabba, T., Wahyuni, N. I., & Mokodompit, H. S. (2015). Komposisi dan struktur vegetasi mangrove Tiwoho II Kawasan Taman Nasional Bunaken. Jurnal Wasian.

Downloads

Published

2024-12-30

How to Cite

Tiranda, D., Saroyo, Koneri, R., Papu, A., & Handoyo, E. (2024). Keanekaragaman Moluska pada Ekosistem Mangrove di Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. JURNAL BIOS LOGOS, 14(3), 33–40. https://doi.org/10.35799/jbl.v14i3.54364