EKSTRAKSI DAN FRAKSINASI HEMISELULOSA DARI LIMBAH SAGU BARUK (Arenga microcarpha Beccari) SEBAGAI ANTIOKSIDAN
DOI:
https://doi.org/10.35799/cp.15.1.2022.44491Abstract
Sagu baruk merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai bahan pangan alternatif dan dalam proses pengolahan sagu, menghasilkan limbah yang belum dimanfaatkan. Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah sagu baruk dengan beberapa tahapan penelitian yaitu preparasi, uji kadar air, ekstraksi fenolik bebas dan terikat, ekstraksi polisakarida hemiselulosa, penentuan kadar hemiselulosa, penentuan kandungan total fenolik dan penentuan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan ABTS. Hasil penelitian menunjukan bahwa serbuk ampas sagu baruk yang memiliki kadar air 3,78%. Hasil ekstraksi fenolik bebas (EFB) dan fenolik terikat (EFT) menunjukan bahwa rendemen tertinggi terdapat pada EFB (1.11%) dengan total fenolik 33.01 μg/mL dan terendah terdapat pada EFT (0,79%) dengan total fenolik 67,05 μg/mL. Hasil ekstraksi dan fraksinasi hemiselulosa menunjukan bahwa hemiselulosa fraksi A (pengendapan kedua) memiliki rendemen hemiselulosa lebih tinggi dari hemiselulosa fraksi B (pengendapan pertama) pada setiap kadar etanol (20, 40, 60 dan 80%). Hasil pengujian kadar hemiselulosa tertinggi terdapat pada fraksi B kadar etanol 80% dan semakin menurun pada kadar etanol 20% dan untuk fraksi A tertinggi terdapat pada kadar etanol 20% dan semakin menurun pada kadar etanol 80%. Hasil penentuan kandungan total fenolik dan aktivitas penangkal radikal bebas menunjukkan bahwa fraksi A lebih unggul dibandingkan fraksi B pada setiap kadar etanol.