Analisis Kimia dan Uji Organoletik Selai Rumput Laut Euchema Spinosum

Authors

  • Niki Sirwanto Damopolii Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi
  • Bertie Kaseger Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi
  • Lena Damongilala Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi
  • Hens Onibala Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi
  • Engel Pandey Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi
  • Daisy Makapedua Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi
  • Grace Sanger Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35800/mthp.9.3.2021.29920

Keywords:

Komponen Kimiawi, Eucheuma spinosum, Selai

Abstract

Eucheuma spinosum as a quality processed product that has added value. Jam is an ingredient with a gel or semi-gel consistency that is made from the pulp of the fruit. The gel or semi-gel consistency in jam is obtained from the interaction of pectin compounds derived from fruit or pectin added from outside, sucrose and acid sugars. This study aims to analyze the chemistry, including water content test, ash content test, and crude fiber test and organoleptic test for seaweed Eucheuma spinosum jam. In chemical analysis tests and organoleptic tests of Eucheuma spinosum seaweed jam, the water content in Euchema spinosum seaweed jam obtained the lowest results (A2B3), which was 29.75% while the largest (A2B2) was 34.50%, the ash content In Euchema spinosum seaweed jam got the greatest result from treatment (A1B3) by 1%, the crude fiber content in Euchema spinosum seaweed jam got the greatest result in treatment (A2B2 and A2B3) which was 0.015% and the lowest (A1B2) which was equal to 0 , 05%, the Organoleptic Test for the highest appearance test was found in A1B1 with a mean value of 8.69, A2B2 taste with a mean value of 8.44, A1B3 aroma with a mean value of 8.00 and treatment of 150 gr sugar - 0 ml, and A1B1 texture with a value Average 8.56.

 Eucheuma spinosum sebagai suatu produk olahan yang bermutu dan memiliki nilai tambah. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Konsistensi gel atau semi gel pada selai diperoleh dari interaksi senyawa pektin yang berasal dari buah atau pektin yang ditambahkan dari luar, gula sukrosa dan asam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kimia yang diantaranya  uji kadar air, uji kadar abu, dan uji serat kasar dan uji organoleptik selai rumput laut eucheuma spinosum. Dalam pegujian analisis kimia dan uji organoleptik selai rumput laut eucheuma spinosum di dapatkan hasil kadar air pada selai rumput laut Euchema spinosum mendapatkan hasil terendah (A2B3) yaitu sebesar 29,75% sedangkan yang terbesar (A2B2) yaitu sebesar 34,50%, Kadar abu pada selai rumput laut Euchema spinosum mendapatkan hasil terbesar dari perlakuan (A1B3) sebesar 1%, Kadar serat kasar pada selai rumput laut Euchema spinosum mendapatkan hasil paling besar pada perlakuan  (A2B2 dan A2B3)  yaitu sebesar 0,015% dan terendah (A1B2) yaitu sebesar 0,05%, Uji Organoleptik untuk uji kenampakan tertinggi terdapat pada A1B1 dengan nilai rerata sebesar 8,69 , rasa A2B2 dengan nilai rerata 8,44 , aroma A1B3 dengan nilai rerata 8.00 dan perlakuan 150 gr gula – 0 ml, dan tekstur A1B1 dengan nilai rerata 8.56.  

References

Alam, A. A. 2011.Kualitas Karaginan Rumput Laut Jenis Eucheuma spinosum diPerairan Desa Punaga Kabupaten Takalar.Skripsi.Fakultas IlmuKelautan dan Perikanan.Universitas Hasanuddin. Makassar.

Anggadiredja, J. T., Zatnika, A., Purwoto, H. dan Istini, S. 2009. Rumput Laut. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anggadiredja, Jana T. dkk. 2010. Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta

Antara, N, dan Wartini, M. 2014. Aroma and Flavor Compounds. Tropical Plant Curriculum Project. Udayana University

Aslan, 2005. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta.

Aslan, L. 1998. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Kanisius.

Association of Official Analytical Chemists (AOAC). 2005. Official Methods of Analysis. Association of Official Analytical Chemists 18th ed. Chemist

Astawan, M. 2004. Tetap Sehat Dengan Produk Makanan Olahan. Suakarta: Tiga Serangkai.

Atmadja W. S., Kadi A., Sulistijo dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Jakarta : Puslitbang Oseanologi-LIPI.

Badan Standar Nasional Indonesia. 2006. PetunjukPengujianOrganoleptik dan atau sensori. SNI 01-2346-2006.

Berhimpon, S. 2001. Industri pangan hasil bernilai tinggi (Valuable Commodities) salah satu unggulan agroindustri Sulawesi Utara. Makalah yang dipresentasikan pada seminar Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Manado, 25 Januari 2001.

BSN Badan Standarisasi Nasional. SNI 01-3746-2008. Selai Buah. Jakarta :Badan Standarisasi Nasional Indonesia.

Desrosier.1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah M Muljohardjo. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Damongilala. J. L, 2014. Karakteristik Senyawa Antioksidan Alga Eucheuma Cotonii dan Eucheuma spinosum Dari Perairan Pulau Nain Sulawesi Utara. Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang. [Disertasi]. Malang

Fachruddin, L. (1997). Membuat Aneka Selai. Kanisius. Yogyakarta.

Fardiaz, D. 1989. Hidrokoloid. Bogor: Pusat Antar UniversitasPangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Laboratorium Kimiadan Biokimia Pangan.

Hasbullah.(2001). Teknologi tepat guna agroindustri kecil sumatera barat-pektin jeruk. Teknologi dan Industri Sumatreta Barat. Sumatreta Barat.

Hastuti, P., Kartika, B. dan Supatono, W. 1988. Pedoman Uji Inderawi bahan pangan. Yogyakarta: Tidak diterbitkan

Hidayati, 2004. Studi Penerimaan Konsumen Terhadap Selai Rumput Laut Yang Dibuat Dari Jenis Berbeda, 40 hal. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau, Pekanbaru.

Irsyandi. 2009. Manfaat Rumput Laut. Sumber elektronik diakses dari www.PDGI-online.com diakses 19 April 2009.

Kemp SE, Hollowood T, and Hort J. 2009. Sensory Evaluation: A Practical Handbook. Wiley Blackwell, United Kingdom

Margono, T. 2000.Selai dan Jelly. IKAPI. Jakarta.

Meilgard, M, Civille, GV, and Carr, BT. 2006. Sensory Evaluation Techniques Fourth Edition. CRC Press. USA

Midayanto, D., and Yuwono, S. 2014. Penentuan atribut mutu tekstur tahu untuk direkomendasikan sebagai syarat tambahan dalam standar nasional indonesia. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2: 4, 259-267

Munandar SC Utami, 1991. Mengembangkan Kecerdasan dan Kreativitas Anak. Makalah seminar tanggal 28 April 1998. Malang: PT centra Nusa-insan Cemerlang.

Nugroho F. Muhamad, 2011. Pembuatan selai rumput laut E. cottoni kaya serat. Tugas Akhir. Program Diploma III Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ortiz, J., N. Romero, P. Robert, J. Araya, H.J. Lopez, C. Bozzo, E. Navarrete, A. Osorio, and A. Rios. 2006. Dietary fiber, amino acid, fatty acid and tocopherol contents of the edible seaweeds Ulva lactuca and Durvillaea antarctica. Food Chemistry, 99:98-104.

Retnowati,N. (2011). Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam Rangka Peningkatan Hasil Laut. Workshop Pemetaan Kemampuan Penguasaan Teknologi Industri, Jakarta, 24 November 2011. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sanger G. dan Assa Y. R. 2018. Pengembangan Produksi Minuman Rumput Laut Euchema Cootonii Di Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang, Kota Manado. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan.. UNSRAT. Manado Vol. 6, No. 2,

Sanger G. Widjanarko, S.B., Kusnadi, J. and Berhimpon S. 2013 Antioxidant Activity of Methanol Extract of Seaweeds Obtained from North Sulawesi. 2013. Food Science and QualityManagement. Vol. 19. ISSN 2224-6088 (Paper).

Sanger G. Kaseger, B. E., Rarung. L. K., Damongilala. L. 2018. Potensi Beberapa Jenis Rumput Laut Sebagai Bahan Pangan Fungsional, Sumber Pigmen dan Antioksidan Alami. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Vol. 21 (2).

Soekarto, S.T.1985. Penilaian Organoleptik (untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian). Penerbit Bharata Karya Aksara, Jakarta.

Sudarmadji, S. B. Haryono dan Suhardi, 1984. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty bekerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Utomo, B.S.B., 2011. Prospek Pengembangan Teknologi Pengolahan Rumput Laut di Indonesia. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Jakarta.

Widianarko B., Retnaningsih CH.., Sumardi., Linda., Pratiwi AR dan Lestari S. 2002. Teknologi, Nutrisi dan Keamanan Pangan. Grasindo. Jakarta.

Downloads

Published

09/30/2021

How to Cite

Damopolii, N. S., Kaseger, B., Damongilala, L., Onibala, H., Pandey, E., Makapedua, D., & Sanger, G. (2021). Analisis Kimia dan Uji Organoletik Selai Rumput Laut Euchema Spinosum. Media Teknologi Hasil Perikanan, 9(3), 100–108. https://doi.org/10.35800/mthp.9.3.2021.29920

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 > >>